Liputan6.com, Jakarta - Mewabahnya virus corona di seluruh dunia membuat banyak orang harus menghabiskan waktu di rumah masing-masing, terpisah dari orang lain.
Komunikasi jarak jauh melalui group video call pun menjadi sarana untuk saling terhubung di tengah penyakit menular ini.
Baca Juga
Tidak heran penyedia platform group video call mendapati ada lonjakan trafik di layanannya. Hal ini diakui oleh CEO Facebook Mark Zuckerberg.
Advertisement
Dalam data yang dibagikan, hingga akhir pekan ini, lonjakan trafik group video call menggunakan Facebook Messenger mencapai lebih dari 70 persen. Sementara, waktu orang berada dalam group video call meningkat 2 kali lipat secara global.
Dikutip dari CNET, Kamis (26/3/2020), penggunaan fitur voice dan video call di WhatsApp juga meningkat 2 kali lipat dibandingkan tahun lalu, terutama saat masa merebaknya virus corona.
Namun, sebagai platform media sosial nomor satu di dunia, Facebook juga menghadapi tantangan dalam memerangi informasi palsu, hoaks, rumor, dan konspirasi terkait dengan virus ini.
Tetap saja, layanan Facebook menjadi sangat penting bagi pengguna di seluruh dunia untuk saling terhubung. Facebook menyebut, layanannya juga banyak dipakai oleh pemimpin komunitas dan tenaga ahli kesehatan untuk membagikan informasi dan dukungan.
Siapkan Infrastruktur Jika Diperlukan
Di Inggris misalnya, satu juta pengguna Facebook mengikuti grup dukungan Covid-19.
Peningkatan aktivitas di Facebook disebut-sebut belum berdampak terhadap kemampuan perusahaan menangani lonjakan trafik. Namun, Mark Zuckerberg menyebut, perusahaan bersiap merespons jika trafik penggunaan meningkat lebih jauh.
"Kami berusaha memastikan, kami bisa tetap melayani pengguna. Saat ini wabah belum sampai puncaknya, kami perlu memastikan infrastrukturnya cukup kuat agar layanan bisa ditingkatkan saat situasi mendesak," kata dia.
Advertisement
Jumlah View IG dan FB Live Meningkat 2 Kali Lipat
Bicara tentang wabah virus corona, Italia merupakan negara di luar Tiongkok yang kini terdampak paling parah atas penyakit ini. 54 ribu orang terjangkit Covid-19 dan lebih dari 5.000 orang meninggal dunia.
Data Facebook memperlihatkan, ada lebih dari 2 juta unggahan di dunia yang memberikan dukungan solidaritas untuk negara tersebut, ketika Italia memutuskan lockdown.
Semuanya dihitung menggunakan perhitungan kata-kata seperti 'anda tuttu bene' atau semuanya akan baik-baik saja dan 'io resta casa' atau saya tinggal di rumah. Adapun pengguna yang memberi dukungan antara lain dari Amerika, Jerman, Swiss, Inggris, dan Prancis.
"Dalam kondisi darurat seperti sekarang ini, orang-orang di Italia dan negara lainnya terdampak Covid-19 dan membutuhkan informasi, mereka terus terhubung, dan saling membagikan dukungan," kata Director of Public Affair Facebook untuk Eropa Selatan, Laura Bononcini.
Ketika para pengguna Facebook di Italia tinggal di rumah, mereka banyak melakukan aktivitas seperti menyanyi di balkon apartemen juga menghabiskan waktu di smartphone, lebih dari biasanya.
Seminggu terakhir, jumlah views Instagram dan Facebook Live meningkat dua kali lipat di Italia.
(Tin/Ysl)