Presiden Jokowi Berencana Rayu Tesla untuk Investasi di Indonesia

Presiden Joko Widodo berencana untuk mengutus tim level atas untuk bertemu dengan eksekutif Tesla, mengajak perusahaan tersebut berinvestasi pada produksi baterai listrik di Indonesia.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 15 Nov 2020, 13:05 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2020, 13:03 WIB
Elon Musk
Elon Musk, founder Tesla dan SpaceX. Sumber: Business Insider

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana mengutus tim level atas untuk bertemu dengan para pejabat eksekutif Tesla. Hal ini dilakukan mengingat Indonesia memiliki tujuan menjadi produsen baterai kendaraan listrik terbesar di dunia.

Jokowi menyebut, perjalanan tersebut sekaligus akan menjadi bagian dari promosi Indonesia mengenai UU Cipta Kerja/Omnibus Law yang bertujuan untuk menyederhanakan pembukaan bisnis di Indonesia.

"Minggu depan kami akan mengirim tim besar ke Amerika dan Jepang, untuk mempromosikan Omnibus Law," kata Jokowi seperti dikutip dari laporan ekslusif Reuters, Minggu (15/11/2020).

Perjalanan bisnis dilakukan setelah Jokowi memberikan ucapan selamat kepada presiden AS terpilih Joe Biden atas kemenangannya di Pilpres, belum lama ini. 

Rencananya, tim yang akan bertandang ke Jepang dan AS dipimpin oleh Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Menurut Jokowi, tim ini nantinya dijadwalkan untuk bertemu dengan eksekutif Tesla.

"Ini hal yang sangat penting karena kami punya rencana besar untuk membuat Indonesia jadi produsen baterai lithium terbesar dan kami juga memiliki sumber daya nikel terbesar," tutur Jokowi.

 

Tak Bicara Spesifik tentang Pertemuan dengan Tesla

Menko Luhut Bahas Industri Mobil Listrik Nasional Bareng DPR
Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan memberi paparan saat rapat koordinasi membahas pengembangan kendaraan listrik nasional di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (29/11). Langkah ini sebagai upaya menekan emisi gas buang. (Liputan6.com/JohanTallo)

Sementara itu, dalam wawancara terpisah dengan Reuters, Menteri Luhut mengatakan, selain Tesla, pihaknya juga akan menggelar pertemuan dengan Bank Dunia dan manajer dana AS.

Pertemuan ini akan membicarakan tentang Omnibus Law dan proyek lingkungan Indonesia.

Luhut tidak memberikan komentar spesifik atas rencana pertemuannya dengan pihak Tesla. Namun menurutnya, "Ada peluang yang sangat bagus bahwa Tesla mungkin akan berinvestasi dalam pengolahan nikel di Indonesia guna memangkas biaya."

Indonesia Mampu

FOTO: Intip Persiapan Pembukaan China International Import Expo 2020
Suasana area ekshibisi Tesla pada Pameran Impor Internasional China (China International Import Expo/CIIE) ketiga di Shanghai, China, 2 November 2020. CIIE ketiga dijadwalkan berlangsung mulai 5 hingga 10 November di Shanghai. (Xinhua/Ding Ting)

Menurut Luhut, Indonesia mampu membuat rantai pasokan baterai ramah lingkungan dalam tujuh-delapan tahun ke depan dengan menyalakan smelter sumber energi terbarukan.

Dengan begitu, Indonesia bisa menjual baterai ramah lingkungan untuk mobil di pasar Eropa pada 2030.

Sebelumnya, CEO Tesla Elon Musk mengatakan, dirinya berencana menawarkan kontrak yang besar untuk jangka panjang, selama nikel ditambang secara efisien dan dengan cara yang peka lingkungan.

(Tin/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya