Kemkominfo: Indonesia Butuh 9 Juta Talenta Digital

Indonesia membutuhkan 9 juta talenta digital agar bisa terus eksis di bidang digital. Jumlahnya harus ditingkatkan 9 kali lipat lagi.

oleh Iskandar diperbarui 27 Agu 2021, 14:15 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2021, 14:15 WIB
Ilustrasi talenta digital. Marvin Meyer/Unsplash
Ilustrasi talenta digital. Marvin Meyer/Unsplash

Liputan6.com, Jakarta - Dalam acara Mendix Virtual Hackathon 2021 yang digelar secara virtual, Kepala BPSDM Kementerian Komunikasi dan Informatika (BPSDM Kemkominfo) Hary Budiarto mengatakan Indonesia membutuhkan 9 juta talenta digital agar bisa eksis di bidang digital.

"Saat ini jika melihat data, kita hanya memiliki 1,1 juta talenta digital, padahal kita membutuhkan 9 juta untuk eksis di bidang digital. Ini harus ditingkatkan 9 kali lipat lagi," ungkap Hary, dikutip Jumat (27/8/2021).

Untuk memperkuat komitmen dalam mendukung talenta digital Indonesia, Mendix dan Siemens Digital Industries Software, menggelar kompetisi Mendix Virtual Hackathon 2021.

Kompetisi ini juga turut didukung oleh Kemkominfo, serta bekerjasama dengan PT ACA Pacific Indonesia, PT Optima Cipta Guna Indonesia, PT Soltius Indonesia, dan PT Solusi Kode Indonesia.

Sebelum memasuki kompetisi, para peserta diberikan pembekalan melalui workshop tentang peran teknologi low-code untuk bisnis dan penanganan pandemi Covid-19.

Dalam kompetisi ini, para peserta diminta untuk membuat prototype aplikasi menggunakan Mendix. Aplikasi yang diciptakan oleh para talenta digital nantinya diharapkan dapat mendukung kinerja pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 di industri alat kesehatan, farmasi, dan rumah sakit.

Sebagai informasi, Mendix merupakan platform berteknologi low-code dari Siemens Digital Industries Software, yang dapat menyederhanakan proses pengembangan aplikasi dengan menggunakan kode minimal.

 

Penilaian

Pada sesi workshop, Alex Teo selaku Wakil Presiden & Managing Director Asia Tenggara industri Perangkat Lunak Digital Siemens, menuturkan ini adalah transformasi yang membantu masyarakat dan bisnis untuk menemukan peluang usaha baru di era ekonomi dunia berbasis pengetahuan.

"Indonesia memiliki peluang besar untuk menempatkan posisinya lebih baik lagi, khususnya bagi para sumber daya manusia yang berbasis ilmu pengetahuan," ucapnya.

Sementara, penilaian terhadap aplikasi yang dibuat oleh para peserta dilakukan oleh para profesional di bidangnya.

Mereka adalah Martin Brehm - Solution Architect dari Amazon Web Services, Anthony Wang - Presale Solutions Consultant dari Siemens Digital Industries Software, Riza Muhammad Nurman - Asesor & Senior Faculty dari CCIT FTUI, dan Jornt Moerland - Regional Vice President Asia Pacific dari Mendix.

 

Daftar Pemenang

Dari seluruh calon peserta yang mendaftar, hanya 16 tim yang terpilih untuk dapat mengajukan proposal lamaran dan mengikuti kompetisi Mendix Virtual Hackathon 2021. Berdasarkan hasil penilaian juri terhadap proposal dari 16 tim, terpilih lima tim yang maju ke tahap prototype menggunakan Mendix dan mempresentasikan prototype tersebut di tahap elevator pitch.

Pada tahap elevator pitch, setiap tim diberikan waktu lima menit untuk presentasi dan 10 menit untuk tanya jawab dengan juri. Dari tahap ini, juri memutuskan tiga tim yang berhak menjadi pemenang kompetisi.

Juara 1 diraih oleh Gardyan Priangga A, Ardimas Andi P, dan Nunung Nurul Q dengan aplikasi “NuMed” yang berhak atas hadiah 1 unit laptop dan 1 unit smartphone.

Juara II diraih Gema Pratama P dan Michael Sugiarto dengan aplikasi “Covid Club” yang berhak atas hadiah 1 unit laptop dan hadiah berupa e-voucher senilai 1,5 juta.

Lalu juara ketiga diraih oleh Jeni Kasturi, M Azka Aulia, Tiara Zilzaha AA dengan aplikasi “Cubic Heart” yang berhak atas hadiah 1 unit laptop.

Infografis: Daftar Perusahaan yang Terpuruk di Era Digital

Infografis: Daftar Perusahaan yang Terpuruk di Era Digital
Banner Infografis Terpuruk di Era Digital
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya