Liputan6.com, Jakarta - Indosat Ooredoo dan Cisco mengumumkan telah melakukan penandatangan nota kesepahaman sebagai bentuk kolaborasi pengembangan solusi konektivitas generasi selanjutnya di semua jenis bisnis. Kemitraan ini diklaim ikut mendukung percepatan agenda digital Indonesia.
Secara khusus, kolaborasi ini akan fokus pada pengembangan teknologi maupun solusi tepat guna yang memungkinkan sejumlah layanan baru hadir. Hubungan kemitraan ini juga tidak lepas dari mulai hadirnya layanan 5G komersial di Indonesia.
Melalui nota kesepahaman yang ditandantangani di San Jose, California ini, Indosat Ooredoo dan Cisco akan bekerja sama melakukan transformasi arsitektur untuk membuka potensi komersial dari solusi konektivitas bagi semua jenis bisnis.
Advertisement
Kemitraan ini juga akan memperkuat jaringan seluler dan fiber optic Indosat Ooredoo sebagai bagian dari peluncuran layanan 5G, sekaligus menghadirkan konektivitas berkecepatan tinggi yang lebih banyak di masa depan.
Baca Juga
"Seiring bisnis perusahaan yang terus bertransformasi dan menggunakan solusi digital untuk penawaran mereka, kami bangga bermitra dengan Cisco untuk menghadirkan solusi konektivitas next-generation untuk semua jenis bisnis," tutur President Director dan CEO Indosat Ooredoo, Ahmad Al-Neama, dalam keterangan resmi yang diterima Kamis (4/11/2021).
Menurut Al-Neama, dengan penguatan jaringan yang dilakukan sebagai bagian dari kemitraan ini, Indosat Ooredoo dapat meningkatkan sejumlah kapabilitas, seperti layanan teknologi low-latency, managed Wi-Fi, dan managed SD-WAN.
Kedua perusahaan juga akan mengembangkan use case yang mempercepat penggelaran konektivitas next-generation network dan layanan 5G di berbagai segmen pelanggan.
"Kolaborasi kami dengan Indosat Ooredoo akan menggabungkan kapabilitas yang terbaik dari kedua perusahaan dalam menghadirkan infrastruktur next-generation network yang didukung oleh jaringan fiber optic software-defined routed," tutur President Asia Pacific and Japan Service Provider Business Cisco Systems, Sanjay Kaul.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Indosat Ooredoo Catat Laba Bersih Rp 5,8 Triliun di Kuartal 3 2021
Sebelumnya, Indosat Ooredoo mengumumkan laporan terkait keuangan, pendapatan, hingga pertumbuhan pelanggan untuk sembilan bulan pertama tahun 2021, atau hingga 30 September 2021.
Dalam siaran persnya, ditulis Jumat (29/10/2021), Indosat Ooredoo menyebut dalam sembilan bulan pertama tahun ini, mereka memiliki serangkaian hasil keuangan yang kuat.
"Dalam sembilan bulan tahun ini, pertumbuhan pendapatan kami terus berlanjut mengungguli industri," kata President Director dan CEO Indosat Ooredoo Ahmad Al-Neama.
Menurut Al-Neama, eksekusi strategi transformasi mereka memperlihatkan bahwa Indosat Ooredoo mempertahankan momentum pertumbuhannya dan memberikan kinerja keuangan yang sangat baik.
Selain itu, Al-Neama mengatakan, mereka berhasil menunjukkan kinerja EBITDA yang kuat, tumbuh hampir dua kali lebih cepat dari pendapatan.
"Kepercayaan pelanggan yang meningkat telah membuat basis pelanggan kami tumbuh selama sembilan bulan terakhir," ujarnya.Â
Advertisement
Pertumbuhan di 2021
Sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2021, total pendapatan Indosat Ooredoo meningkat 12,0 persen year-on-year (YoY) menjadi Rp 23 triliun.
Mereka juga mencatat laba bersih Rp 5,8 triliun dan pendapatan seluler juga naik 10,3 persen YoY menjadi Rp 18,8 triliun.
Sementara, EBITDA meningkat 22,7 persen YoY mencapai Rp 10,4 triliun dalam sembilan bulan tahun ini, karena kombinasi top-line dan fokus berkelanjutan pada efisiensi biaya operasional.
Ini membantu memberikan pertumbuhan margin EBITDA sebesar 4,0 bps YoY, menjadi 45,1 persen. Indosat Ooredoo juga mencatatkan laba bersih sebesar Rp 5,8 triliun.
Indosat Ooredoo juga mengumumkan pada 62,3 juta pelanggan yang puas dan terlibat dalam sembilan bulan di tahun 2021. Angka ini meningkat 3,2 persen YoY.
Mereka juga mencatat pelanggan data 4G juga tumbuh 43 juta, meningkat 27 persen YoY.
Pendapatan rata-rata per pengguna (ARPU), meningkat 7,9 persen YoY menjadi Rp 34,2 ribu, terutama didorong oleh pertumbuhan yang kuat dalam lalu lintas data, yang naik 39,2 persen YoY.Â
(Dam/Tin)