Liputan6.com, Jakarta - Platform perdagangan aset kripto, Luno, menandatangani kerjasama usaha bersama (joint venture) dengan perusahaan investasi teknologi PT Multipolar (MPC).
Kolaborasi ini bertujuan untuk semakin memperkuat ekosistem jual beli aset digital Luno dan memperluas akses terhadap mata uang digital (kripto) ke semakin banyak investor di Indonesia.
Baca Juga
Selain itu, keduanya berfokus untuk bisa mendapatkan perizinan lebih lanjut dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), setelah mendapatkan izin secara resmi sebagai platform 'Perdagangan Fisik Aset Kripto' sejak 31 Maret 2020.
Advertisement
Country Manager Luno Indonesia, Jay Jayawijayaningtiya, mengatakan perusahaan akan melanjutkan program-program edukasi kripto, terutama untuk membantu masyarakat awam agar bisa mengenal kripto dengan lebih baik.
"Kami percaya pengalaman panjang MPC di segmen ritel dan pasar Indonesia akan menjadi aset besar dalam kolaborasi ini," ungkap Jay melalui keterangannya, Sabtu (18/12/2021).
Luno dan Lippo Group memiliki rekam jejak kerjasama yang cukup panjang, tepatnya sejak 2015 saat Venturra Capital memimpin putaran pendanaan Seri-A Luno Indonesia.
Dengan dukungan dari Venturra, Luno memasuki pasar Indonesia secara resmi pada 2016. Sejak saat itu, Lippo Group terus memberikan dukungan kepada Luno, bahkan setelah Luno diakuisisi oleh Digital Currency Group pada 2020. Venturra Capital sendiri adalah salah satu perusahaan portofolio dari MPC.
"Bersama Luno, kami akan semakin menggencarkan literasi finansial terkait aset kripto, dan menghapus stigma bahwa aset kripto bukanlah bisnis yang riil," ujar CEO dari MPC, Adrian Suherman.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Fokus Jalankan Program Edukasi
Luno dan MPC akan berfokus menjalankan program-program edukasi terkait kripto dan aset digital.
Hal ini sejalan dengan survei terbaru oleh Luno dan YouGov, yang menyatakan bahwa alasan utama (62%) masyarakat Indonesia belum berinvestasi di kripto adalah karena kurangnya pemahaman atau informasi yang komprehensif.
Namun, 30% masyarakat Indonesia mengaku sudah familiar dengan kripto, jauh melebihi aset investasi yang lain, seperti obligasi negara (20%) dan pinjaman peer-to-peer (18%).
Â
Advertisement
Potensi Pasar Kripto di Indonesia
Melihat fakta tersebut, potensi pasar kripto di Indonesia diperkirakan akan terus bertumbuh. Berdasarkan data dari Bappebti, jumlah pengguna kripto di Indonesia per Juli 2021 mencapai angka 7,4 juta orang.
Angka tersebut meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Tak hanya jumlah investor, volume perdagangan kripto pun melonjak tajam hingga 6 kali lipat, dari Rp 60 triliun di tahun 2020 menjadi Rp 370 triliun per Mei 2021.
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar
Advertisement