IDADX: Ada 3.180 Laporan Phishing Selama Q1 2022

IDADX (Indonesia Anti-Phishing Data Exchange) yang dikelola PANDI (Pengelola Nama Domain Internet Indonesia) mengumumkan sejumlah laporan mengenai phishing dan laporan phishing di Q1 2022.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 26 Mar 2022, 17:00 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2022, 17:00 WIB
PANDI
IDADX yang dikelola PANDI melaporkan data mengenai serangan phishing dan laporan phishing. (Dok: PANDI)

Liputan6.com, Jakarta - IDADX (Indonesia Anti-Phishing Data Exchange) yang dikelola PANDI (Pengelola Nama Domain Internet Indonesia) telah melaporkan data mengenai serangan phishing dan laporan phishing per Kuartal I (Q1) 2022.

Phishing sendiri merupakan salah satu metode kejahatan siber dengan meniru situs atau layanan asli untuk memperoleh informasi pribadi korbannya.

IDADX merupakan inisiasi untuk meningkatkan keamanan siber nasional dengan memfasilitasi respons global terhadap kejahatan internet di sektor pemerintah, penegakan hukum, industri, dan komunitas sendiri.

Laporan ini, menurut Ketua PANDI Yudho Giri Sucahyo, dikumpulkan dari sejumlah sumber, seperti keanggotaan IDADX, laporan masyarakat, dan Netcraft. Selain itu, data dalam laporan ini juga berasal dari Anti-Phishing Working Group (APWG) yang sudah menjadi anggota sejak tahun lalu.

"IDADX mencatat perta tanggal 21 Maret tahun ini terdapat 32.296 laporan phishing domain.id dalam kurun waktu lima tahun terakhir yang dikumpulkan pada dashboard IDADX," tutur Yudho dalam konferensi pers yang digelar online, Jumat (25/3/2022) sore.

Sementara Deputi Bidang Pengembangan, Riset Terapan, Inovasi, dan Teknik PANDI, Muhammad Fauzi menuturkan pada Q1 2022, IDADX mencatat ada 3.180 laporan. Adapun sektor bisnis yang paling diincar adalah lembaga keuangan.

Muhammad menjelaskan, serangan phishing ke lembaga keuangan mencapai 50 persen dari keseluruhan laporan yang terjadi. Disusul kemudian oleh e-commerce/retail, cryptocurrency, media sosial, ISP, lalu gaming.

Lebih lanjut Muhammad menuturkan pihaknya juga akan langsung memblokir situs yang memang diketahui menjadi sarana phishing.

"Ketika mendapatkan laporan dari masyarakat terkait phishing di sebuah situs, kami akan memblokir atau menonaktifkan domain tersebut," ujarnya menjelaskan.

Rencananya, menurut Muhammad, laporan semacam ini akan diberikan rutin pada publik setiap kuartal. Dengan demikian, publik dapat memantau dan mengetahui perkembangan phishing sekaligus dampaknya bagi masyarakat.

"Dengan adanya IDADX ini, kami berharap nama domain .id semakin dapat dipercaya oleh masyarakat," tuturnya.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Ada 16.468 Laporan Phishing di Domain .id Selama 5 Tahun Terakhir

Waspadai Aksi Cybercrime yang Mengincar Account Banking Kamu
Salah satu model cybercrime yang patut diwaspadai adalah phishing, seperti apa cara kerjanya?

Sebelumnya, Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) baru saja menggelar acara tahunan PANDI Meeting 12. Pada kesempatan ini organisasi meresmikan Indonesia Anti-Phishing Data Exchange.

Tujuannya adalah untuk mengajak masyarakat Indonesia untuk memerangi phishing. Mengambil tema 'Langkah Kemajuan atas Ketahanan dan Kehadiran Digital Bangsa Indonesia', PANDI menyoroti phishing yang kerap terjadi di dunia digital.

"Peran melawan phishing sangat penting karena pertumbuhan internet yang semakin massif membuat kita perlu meningkatkan kemananan dan ketahanan di internet dari serangan phishing yang semakin banyak," kata Ketua PANDI, Yudho Giri Sucahyo, saat acara PANDI Meeting 12 yang digelar secara virtual, Sabtu (21/8/2021).

PANDI melaporkan selama lima tahun belakangan ini ada 16.468 laporan phishing yang terjadi di domain .id.

Selain meresmikan Indonesia Anti-Phishing Data Exchange, PANDI juga merayakan keberhasilannya atas capaian menjadi juara di Asia Tenggara.

Ingin Jadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri

Keberhasilan PANDI menjadi domain nomor satu terbanyak di Asia Tenggara dan pertumbuhan tercepat di dunia merupakan kerja keras segenap keluarga PANDI, bersama seluruh pemangku kepentingan serta Mitra PANDI yang berusaha keras untuk percepatan digitalisasi agar seluruh lapisan masyarakat merasakan manfaatnya.

"Jumlah pengguna domain .id baru mencapai 35 persen atau posisi kedua dari jumlah domain yang ada di Indonesia, ke depannya kami mengajak pemangku kepentingan, swasta dan masyarakat menggunakan domain .id," ungkap Yudho.

PANDI berharap bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri, untuk itu organisasi mengajak semua pihak mulai dari pemerintah, swasta, dan masyarakat menggunakan nama domain .id.

(Dam/Isk)

Infografis Kejahatan Siber

Beragam Model Kejahatan Siber
Infografis Kejahatan Siber (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya