Jerman Tutup Server Marketplace Darknet Rusia Hydra dan Sita Rp 361,9 M Bitcoin

Otoritas Jerman menutup infrastruktur server milik marketplace darknet Rusia bernama Hydra. Selain itu, otoritas juga menyita Bitcoin senilai Rp 361,9 miliar.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 06 Apr 2022, 13:00 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2022, 13:00 WIB
Hacker
Ilustrasi (Sumber : beliefnet.com

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jerman menutup infrastruktur server marketplace darknet Hydra sekaligus menyita Bitcoin senilai USD 25,2 juta (setara Rp 361,9 miliar).

Dikutip dari The Verge, Rabu (6/4/2022), Hydra merupakan marketplace besar Rusia di darknet yang menjual narkoba, informasi kartu kredit curian, tagihan dan dokumen palsu, hingga layanan atau barang-barang ilegal.

Pasar gelap ini biasanya dipakai oleh kriminal di Rusia dan negara-negara sekitarnya. Treasuremen alias pengedar yang terhubung dengan situs ini, menjual narkoba ke seluruh wilayah dengan menyembunyikan lokasi pengambilan yang diberi geotag.

Dengan penutupan server Hydra yang ada di Jerman ini, pihak berwenang pun menyelidiki operator dan administrator Hydra yang tak dikenal. Administrator ini dicurigai menjual narkotika dan terlibat dalam pencucian uang.

Pihak berwenang Jerman mengatakan, mereka menyelidiki pasar gelap tersebut dengan bantuan dari AS sejak Agustus 2021. Otoritas Jerman menyebut, belum ada penangkapan yang dilakukan terkait penutupan server Hydra.

Tidak hanya dipakai untuk penjualan narkoba, Hydra juga dikabarkan dipakai untuk pencucian uang kripto. Para penjahat dunia maya bisa membeli mata uang kripto dari penjual lain dengan imbalan Rubel --mata uang Rusia-- lalu menerima uang mereka melalui aplikasi pembayaran.

Pencuci kripto lainnya disebut-sebut memilih metode pengiriman yang mirip seperti yang dipakai oleh kurir narkoba. Di mana, kurir akan mengubur uang di lokasi terpisah dan digali oleh pembeli.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Peredaran Uang Kripto Curian di Hydra

Hacker
Hacker asal Rusia kabarnya mencuri data rahasia milik NSA. (Doc: Lifehacker)

Seperti dicatat Wired, firma investigasi mata uang kripto Chainanalysis menemukan USD 200 juta mata uang kripto curian beredar di Hydra pada 2021 dan awal 2022.

Ada pula USD 5 juta mata uang kripto dari penipuan, USD 4 juta terkait ransomware, dan USD juta dari sumber lainnya.

Sekitar USD 2 miliar total transaksi mata uang kripto berasa dari sumber yang "berisiko".

Menanggapi penutupan server Hydra, Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri Depkeu AS mengumumkan, mereka memberikan sanksi kepada Hydra dan pertukaran mata uang kripto Rusia Garantex.

AS juga mengidentifikasi lebih dari 100 alamat cryptocurrency yang terkait dengan pasar ilegal.

Hydra Punya 17 Juta Pelanggan

Hacker
Ilustrasi Hacker (iStockPhoto)

Hydra sendiri disebut-sebut memiliki lebih dari 17 juta pelanggan dan 19.000 penjual. Otoritas Jerman mengatakan, Hydra memiliki tingkat transaksi tertinggi dari pasar ilegal mana pun di dunia. Omzetnya diperkirakan sekitar USD 1,35 juta (Rp 19,3 miliar) pada 2020.

Otoritas Jerman juga mencatat, transaksi mata uang kripto di pasar gelap Hydra sulit dilacak karena adanya layanan penyembunyian kripto bernama Bitcoin Bank Mixer.

Tahun lalu, otoritas Jerman menutup pasar gelap DarkMarket. Pasar gelap ini memiliki hampir setengah juta pengguna. Sekadar informasi, pihak berwenang di seluruh dunia berupaya menindak pasar ilegal di darknet selama beberapa tahun terakhir.

(Tin/Isk)

Infografis Tentang Rusia

Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya