Liputan6.com, Jakarta - Program CSR Telkomsel Digital Creative Entrepreneurs yang berlangsung November 2021 telah mencapai puncaknya.
Pada hari terakhir DCE Virtual Exhibition yang diikuti 150 pelaku UMKM, Telkomsel mengumumkan 5 peserta terbaik yang berhak mendapat modal usaha senilai total Rp 200 juta.
Baca Juga
Direktur Sales Telkomsel Adiwinahyu Basuki Sigit mengatakan, penyelenggaraan DCE merupakan wujud komitmen Telkomsel sebagai society enabler yang mengakselerasi UMKM Indonesia terus go digital.
Advertisement
"Telkomsel berharap DCE dapat memberi dampak nyata pada pemberdayaan UMKM sehingga menjadi smart digitalpreneur yang cakap dan terampil dalam memanfaatkan perkembangan teknologi dan mengembangkan potensi bisnisnya," kata Sigit, dikutip dari keterangan Telkomsel.
Program ini mendapat dukungan dari kemenkop dan UKM Indonesia. Menteri Koperasi dan UKM Indonesia Teten Masduki mengatakan, tiga kata kunci yang diusung program DCE, yakni kewirausahaan, digital, dan kreatif menjadi faktor penting bagi UMKM untuk bangkit dari pandemi dan berdaya saing di level global.
"Dengan ajang ini, kita dapat melahirkan UMKM yang berdaya saing serta membuka lebih banyak lapangan kerja baru," katanya.
Telkomsel mengumumkan empat UMKM peserta yang berhasil menjadi yang terbaik dalam program DCE 2021 di tiap kategori.
Best of The Best diraih UMKM Tangan Dia di Kabupaten Gowa, Sulsel. Kategori Kriya diraih Kailoka dari Kota Depok, Jabar, kategori fashion diraih RSthelabel dari Surabaya. Kemudian, kategori F&B diraih Mrebes Mili Food dari Depok, dan kategori mikro diraih Kain Indonesia Co dari Jakarta.
Seluruh peserta UMKM tersebut berhak mendapatkan modal usaha dengan total Rp 200 juta.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Total Peserta 911 UMKM
Pada penyelenggaraannya, program DCE membuka peluang bagi UMKM yang bergerak di bidang makanan dan minuman, kerajinan tangan, fesyen, dan usaha mikro.
Dari sebanyak 911 pelaku UMKM yang mendaftar dari 34 provinsi dan 200 kota/kabupaten, DCE memilih 150 pelaku UMKM. Pemilihan berdasarkan aspek produk, legalitas, finansial, digital, dan kreativitas untuk mengembangkan kapabilitas di intimate session dan workshop.
Selajutnya, para peserta diseleksi menjadi 20 besar terbaik untuk dibimbing oleh para mentor dari tim 99%Usahaku, Kuncie, dan MyAds.
Kemudian 9 peserta terbaik berhak masuk sebagai finalis untuk mengikuti Virtual Exhibition DCE. Dari jumlah tersebut terpilihlah 4 peserta terbaik di setiap kagetori dan 1 peserta Best of The Best DCE yang berhasil mendapatkan nilai tertinggi di antara seluruh peserta DCE 2021.
Adapun sebanyak 150 pelaku UMKM yang terpilih untuk mengikuti sourcing initiative program DCE didominasi berasal dari Jawa-Bali dan Nusa Tenggara (40 pelaku UMKM), Sumatra (37 pelaku UMKM), Papua-Maluku-Sulawesi-Kalimantan (37 pelaku UMKM) dan Jabodetabek (36 pelaku UMKM).
Advertisement
Pengunjung Virtual DCE Exhibition
Besarnya minat masyarakat dan pelaku UMKM pada program DCE juga terlihat dari banyaknya jumlah pengunjung Virtual Exhibition yang terus meningkat setiap harinya.
Sejak dimulai perdana pada 24 Maret 2022, tercatat jumlah pengunjung terus meningkat mencapai lebih dari 3.000 pengunjung pada 4 April 2022.
“Kami berharap seluruh peserta UMKM, dapat mengimplementasikan apa yang sudah dipelajari selama bergabung di talent sourcing initiatives program DCE, sehingga mampu untuk terus berkembang dan memajukan usaha," kata Sigit.
Ke depannya, Telkomsel akan terus mendukung sektor UMKM melewati tantangan dan terus menjadi sektor penggerak ekonomi bangsa, melalui pemanfaatan teknologi.
Migrasi 3G ke 4G
Terlepas dari upayanya mendukung UMKM, belum lama ini Telkomsel menegaskan komitmen untuk hapus 3G dan beralih ke 4G. Seperti diketahui, Telkomsel sebelumnya mengumumkan mulai meng-upgrade teknologi BTS 3G menjadi 4G mulai Maret 2022.
Telkomsel menargetkan peningkatan layanan 3G ke 4G selesai pada akhir 2022. Dengan begitu, nantinya tidak ada lagi koneksi data lambat, karena 4G sudah jadi tulang punggung jaringan internet di Tanah Air.
Direktur Network Telkomsel Nugroho mengatakan, alasan perusahaan meng-upgrade 3G ke 4GÂ karena ingin memberikan pengalaman internet yang lebih baik untuk pelanggan-pelanggannya.
Perlunya Migrasi dari 3G ke 4G
Menurutnya, layanan 3G menghasilkan internet yang lebih lambat ketimbang 4G. Selain itu, ketika pelanggan menggunakan 3G untuk menelepon, pada saat yang sama mereka tidak bisa menggunakan koneksi internet.
Sementara pada 4G, pelanggan bisa tetap melakukan koneksi internet dengan tethering dan bertelepon menggunakan VoLTE (voice over LTE) secara bersamaan.
"Itulah alasan utama Telkomsel upgrade 3G ke 4G, karena dengan 4G ditambah dengan VoLTE, pengalaman pengguna meningkat secara signifikan," tutur pria yang karib disapa Nugie, dalam pengecekan proses upgrading BTS 3G ke 4G di Telkomsel Smart Office Jakarta, Rabu (6/4/2022) malam.
Alasan kedua adalah melakukan inovasi guna efisiensi operasional perusahaan. Maksudnya begini, Telkomsel kini memiliki layanan 2G, 3G, 4G, hingga 5G. Menurut Nugie, layanan 2G, 3G, dan 4G yang berjalanan bersamaan dianggap sebagai duplikasi yang tidak perlu.
Menurutnya layanan suara bisa diberikan dari 2G. Sementara untuk data bisa memakai 4G dan 5G.
"Jadi buat apa 3G? Karena untuk memastikan terus memimpin, kami harus terus berinovasi agar operasional lebih efisien, jadi kami memutuskan hanya ada layanan 2G untuk panggilan suara, serta 4G dan 5G untuk konektivitas data," tuturnya.
Dengan mengalihkan BTS 3G ke 4G, Telkomsel tidak perlu memelihara teknologi yang sifatnya sudah tidak diperlukan. Kini sumber daya Telkomsel bisa difokuskan untuk mengembangkan use cases lainnya.
Efisiensi lainnya terkait dengan spektrum frekuensi. Sebagai sumber daya yang bersifat terbatas, Telkomsel perlu memastikan spektrum yang terbatas ini dimanfaatkan untuk memberikan pengalaman pelanggan yang maksimal.
(Tin/Isk)
Advertisement