Liputan6.com, Jakarta - Iklan YouTube di Google Search yang tampak realistis mengarahkan pengguna ke penipuan dukungan teknis yang berpura-pura menjadi peringatan keamanan dari Windows Defender.
Perusahaan keamanan siber Malwarebytes mengungkapkan bahwa mereka menemukan kampanye malvertising "besar" yang menyalahgunakan iklan Google.
Baca Juga
Saat mencari kata kunci terkait 'YouTube', iklan pertama yang ditampilkan di hasil pencarian berjudul, 'YouTube - Video YouTube Terbaik' atau 'YouTube.com - YouTube - Video YouTube Terbaik untuk Kamu.'
Advertisement
Dilihat dari iklannya, tidak ada yang terlihat mencurigakan, karena berisi URL youtube.com yang benar dan juga menampilkan elemen iklan tambahan di bawah iklan. Contohnya bisa kamu lihat di bawah ini.
Namun, mengklik iklan tidak akan membawa Anda ke YouTube melainkan ke penipuan dukungan teknis yang berpura-pura menjadi peringatan keamanan dari Windows Defender.
Dari tes yang dilakukan oleh BleepingComputer, dikutip Jumat (22/7/2022), penipuan dukungan teknis terletak di URL http://matkir[.]ml dan http://159.223.199[.]181/ yang memperingatkan pengunjung bahwa 'Windows diblokir karena aktivitas yang meragukan' dan Windows Defender mendeteksi Trojan Spyware bernama 'Ads.financetrack(2).dll.'
Bagi mereka yang menggunakan VPN, kabar baiknya adalah situs scam akan memeriksa apakah kamu menjalankan VPN. Jika demikian, situs scam akan mengarahkan pengguna ke situs YouTube yang sah.
Dalam kebanyakan kasus, scammer akan mengunci komputer kamu entah bagaimana atau memberi tahu bahwa komputer kamu terinfeksi dan kamu perlu membeli lisensi dukungan. Lalu mengarahkan ke kontrak dukungan mahal yang tidak memberikan manfaat bagi korban.
Kampanye malvertising itu sendiri masih berjalan di Google Search, seperti yang ditunjukkan oleh tweet dari Malwarebytes.
🚨 We detected a major malvertising campaign abusing Google Ads.➡️ Stay tuned for our full report on this campaign. pic.twitter.com/VzAdtgVR3q
— Malwarebytes Threat Intelligence (@MBThreatIntel) July 20, 2022
Alasan yang membuat kampanye malvertising ini begitu menakutkan adalah karena menunjukkan pelaku ancaman dapat membuat iklan yang meniru perusahaan untuk mendistribusikan malware, halaman phishing, atau jenis serangan lainnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Remaja dan Anak-Anak Lebih Sering Tonton Video TikTok Ketimbang YouTube
Di sisi lain, anak-anak dan remaja zaman sekarang ternyata lebih sering menonton video TikTok ketimbang YouTube. Anak-anak dan remaja berusia 4-18 tahun memiliki waktu rata-rata menonton video TikTok lebih lama dibandingkan YouTube, demikian per Juni 2020.
Sejak saat itu, untuk pertama kalinya, angka tonton video TikTok mengungguli YouTube. Di mana, demografi pengguna berusia muda rata-rata menghabiskan 82 menit per hari di TikTok. Sementara di YouTube, mereka 'hanya' menghabiskan 75 menit per hari.
Mengutip Tech Crunch, Jumat (15/7/2022), kondisi ini berlanjut secara global. Konsumsi video di TikTok terus didominasi oleh pengguna yang lebih muda.
Pada akhir 2021, anak-anak dan remaja menonton rata-rata 91 menit video di TikTok per hari. Sementara, video YouTube disaksikan rata-rata 56 menit per jam oleh remaja dan anak-anak.
Data ini didapatkan berdasarkan penggunaan TikTok dan YouTube oleh anak-anak dan remaja. Data tersebut dikompilasi oleh Tech Crunch, menggunakan informasi dari pembesut software kontrol orang tua, Qustudio. Di dalamnya, ada 400 ribu keluarga yang memakai layanan monitoring tersebut.
Data ini merepresentasikan penggunaan apikasi dan website secara pasti, bukan berdasarkan perkiraan semata. Data ini pun merupakan rata-rata.
Data yang sama juga memperlihatkan bagaimana tren menonton telah berubah dari waktu ke waktu, di mana beberapa hari anak-anak akan menonton video online lebih banyak dibandingkan hari lainnya. Anak-anak ternyata juga ternyata beralih antara satu aplikasi ke aplikasi lainnya.
Advertisement
Dulu Lebih Sering Nonton YouTube daripada TikTok
Dalam laporan tahunan sebelumnya, Qustudio menganalisis penggunaan aplikasi anak-anak mendapati bahwa TikTok mendekati YouTube dalam hal rata-rata waktu yang dihabiskan.
Sementara itu, menurut perusahaan, pada 2019, YouTube masih terdepan dalam hal rata-rata video yang disaksikan oleh anak-anak dan remaja. Mereka menghabiskan 48 menit di platform YouTube, dibandingkan TikTok yang 'hanya' 38 menit per hari.
Namun, dengan pergeseran pada Juni 2020, TikTok menjadi platform teratas yang paling banyak disaksikan ketimbang YouTube. Rata-rata pengguna menyaksikan TikTok 75 menit per hari dibanding YouTube dengan rata-rata waktu tonton 64 menit.
Sementara, pada 2021, demografi penonton yang lebih muda ini menghabiskan rata-rata 91 menit per hari di TikTok. Sementara di YouTube hanya 56 menit per hari.
Pendapatan TikTok
TikTok menjadi aplikasi non-game yang paling banyak diunduh dan meraih pendapatan tertinggi di dunia pada paruh pertama tahun 2022.
Aplikasi garapan ByteDance itu juga memiliki salah satu basis pengguna yang paling aktif di antara aplikasi jejaring sosial.
Pengguna Paling Aktif
Menurut Power User Curve di Consumer Intelligence dari Sensor Tower, TikTok memiliki basis pengguna kedua paling aktif jika dibandingkan dengan pesaingnya. Tepatnya, 29 persen pengguna TikTok aktif membuka aplikasi itu secara harian setiap bulan pada kuartal kedua 2022.
Secara global, rata-rata pengguna TikTok menghabiskan 95 menit per hari pada kuartal kedua 2022. Itu lebih dari empat kali durasi rata-rata yang dihabiskan di Snapchat (21 menit), lebih dari tiga kali waktu yang dihabiskan di Twitter (29 menit), dan hampir dua kali lipat dari Facebook (49 menit) dan Instagram (51 menit).
Sementara itu, YouTube mencatat waktu rata-rata tertinggi kedua yang dihabiskan setiap hari pada paruh kedua 2022 dengan 74 menit.
Sementara itu, bayang-bayang pemblokiran di toko aplikasi berdasarkan usulan pemerintah AS bukanlah hal pertama bagi TikTok.TikTok telah terbukti tangguh di masa lalu ketika dihapus dari pasar terbesarnya, India.
Terlepas dari pemblokiran di India, TikTok menjadi aplikasi pertama selain ekosistem Meta yang mencapai tiga miliar pemasangan di seluruh dunia.
Ancaman Pemblokiran
Namun, penghapusan dari App Store dan Google Play di Amerika Serikat dapat berdampak lebih besar pada operasi bisnis ByteDance karena Amerika Serikat adalah pasar terbesar TikTok dalam hal pendapatan setelah China.
Pasar Amerika Serikat mewakili sekitar 19 persen belanja pengguna pada paruh pertama tahun 2022. Pengguna TikTok di Amerika Serikat pun menghabiskan sekitar USD 322,6 itu pada paruh pertama 2022, naik 398 persen secara tahunan dibandingkan paruh pertama 2021 yang mencapai USD 64,8 juta saja.
Temuan Lainnya
Temuan lainnya adalah Instagram memimpin dalam hal keaktifan pengguna karena sekitar 39 persen pemasangan aplikasi ini adalah pengguna kuat.
Mereka aktif di aplikasi itu setiap hari pada kuartal kedua 2022. Capaian Instagram pun 10 persen lebih tinggi daripada TikTok.
Advertisement