Liputan6.com, Jakarta - Seorang pria seolah dapat durian runtuh dari Google. Pasalnya, tiba-tiba saja perusahaan internet terkemuka dunia itu mengirimkan uang tunai sebesar USD 250.000 atau setara Rp 3,7 miliar kepada pria yang bekerja sebagai engineer.
Sayangnya uang Rp 3,7 miliar yang dikirimkan Google hanyalah salah kirim semata karena si pria tidak melakukan pekerjaan apa pun untuk Google.
Baca Juga
Mengutip The Star, Jumat (23/9/2022), pria yang salah dikirimi uang tersebut adalah Sam Curry, seorang engineer keamanan di perusahaan mata uang kripto Yuga Labs. Ia mengumumkan, dirinya mendapatkan "rejeki nomplok" tersebut melalui akun Twitter-nya Selasa lalu.
Advertisement
"Sudah lebih dari 3 minggu sejak Google secara random mengirimkan saya uang USD 249.999 (setara Rp 3,7 miliar) dan saya belum mendengar apa pun mengenai hal ini. Apa ada cara agar kami bisa menghubungi Google? Tidak apa jika kamu tidak ingin uang ini dikembalikan," kata Curry melalui akun Twitternya.
Menurut CNN, ternyata Google ingin agar uang yang salah kirim tersebut dikembalikan. Perusahaan kini tengah berupaya agar uang salah kirim itu bisa kembali. Kepada CNN, Google menyebutkan, kesalahan kirim tersebut terjadi karena adanya 'human error'.
"Tim kami baru-baru ini melakukan pembayaran ke pihak yang salah sebagai akibat dari kesalahan manusia," kata juru bicara Google.
"Kami menghargai hal tersebut dikomunikasikan dengan cepat kepada kami oleh pihak yang terkena dampak dan kami tengah berupaya untuk memperbaikinya," kata pihak Google.
Google Permudah Hapus Informasi Pribadi Pengguna
Sebelumnya, Google mempermudah pengguna untuk menghapus informasi pribadi dari hasil pencarian. Melalui tool 'Result about you', Google mempermudah proses penghapusan hasil pencarian yang di dalamnya mengandung informasi identifikasi personal pengguna.
Tool ini tengah digulirkan ke sejumlah pengguna, demikian menurut laporan 9to5Google.
Mengutip The Verge, Kamis (22/9/2022), Google mengumumkan fitur ini awal tahun 2022 pada konferensi pengembang Google I/O. Google menyebut tool tersebut akan hadir di aplikasi Google.
Saat ini, Google telah memiliki cara menghapus hasil penelusuran berisi alamat rumah, alamat email, nomor telepon, dan sejumlah jenis informasi lain yang berpotensi membahayakan pengguna.
Sistem tersebut belum jadi sistem yang mudah diakses atau dipakai pengguna. Jika pengguna menemukan hasil pencarian Google yang tertaut ke informasi sensitif mereka, pengguna harus membuka halaman dukungan dan mengisi formulir berisi URL yang ingin dihapus dari hasil pencarian.
Dengan tool baru ini, pengguna bisa langsung membuat permintaan (penghapusan) informasi pribadi dari halaman pencarian.
Jadi, jika pengguna melihat hasil pencarian yang menautkan ke halaman dengan informasi pribadi di dalamnya, pengguna bisa mengetuk tombol tiga titik di sebelahnya untuk mengakses panel "Tentang hasil ini/ About this panel."
Selanjutnya akan ada opsi "Hapus hasil". Dari situ pengguna bisa mengajukan permintaan agar hasil pencarian berisi informasi pribadi tersebut dihapus.
Advertisement
Permintaan penghapusan informasi pribadi dibuat lebih sederhana
Selain itu juga ada layar "Hasil tentang Anda/ Result about you" yang bisa diakses dengan mengetuk gambar profil pengguna di aplikasi Google. Result about you memungkinkan pengguna melacak permintaan penghapusan informasi yang dibuat dan melihat statusnya.
Menurut 9to5Google, pengguna bisa memulai permintaan baru dari layar ini untuk berbagai permintaan penghapusan hasil pencarian lainnya, termasuk yang berisi info lama atau ilegal.
Google mencatat, proses ini hanya menghapus indeks halaman web tersebut dari hasil pencarian. Itu artinya, seseorang masih bisa mengakses informasi tersebut jika mereka langsung membuka situs tempat informasi tersebut diunggah.
Google belum memberikan jawaban ke The Verge ketika ditanya berapa lama lagi hingga fitur privasi ini dirilis sepenuhnya.
Sebelumnya pada awal tahun, Google memperbarui kebijakan-kebijakannya terkait penghapusan informasi identifikasi personal.
Aturan lama Google mengizinkan informasi kontak personal dihapus dari hasil pencarian ada seseorang yang mencoba men-doxing si pengguna. Meski begitu, proses peninjauannya melibatkan pertanyaan apakah hasil pencarian benar-benar membahayakan bagi si pengguna.
Proses ini masih ada, namun penghapusan informasi identifikasi pribadinya jadi lebih longgar ketimbang sebelumnya. Selama hasil pencarian tidak bersifat "untuk kepentingan umum", hasil pencarian tersebut harus dihapus.
Sekadar informasi, tool baru ini tidak mengubah proses, tetapi hanya membuatnya jauh lebih nyaman untuk diakses.
(Tin/Ysl)