Misi Besar Startup Kukerja Ingin Para Karyawan Dapat Gaji Lebih Baik

Startup Kukerja memiliki misi besar untuk membawa para pekerja di segmen F&B mendapatkan pekerjaan dan gaji yang lebih baik.

oleh Iskandar diperbarui 27 Sep 2022, 13:30 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2022, 13:30 WIB
Suwardi Tan (Chief Operations Officer & Co-Founder), Aprianto You (Chief Executive Officer & Co-Founder), Uray Syawaludin (Chief Technology Officer & Co-Founder). Dok: Kukerja
Suwardi Tan (Chief Operations Officer & Co-Founder), Aprianto You (Chief Executive Officer & Co-Founder), Uray Syawaludin (Chief Technology Officer & Co-Founder). Dok: Kukerja

Liputan6.com, Jakarta - Untuk menjembatani supply dan demand dalam dunia bisnis, startup Kukerja menciptakan platform yang menghubungkan pengusaha dengan tenaga siap kerja dalam hitungan jam.

Dikembangkan oleh pemuda asal Pontianak, Kukerja merupakan startup manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) untuk UMKM dan pekerja kerah biru, khususnya di segmen F&B.

Klien Kukerja yang berasal dari kalangan pemilik bisnis bisa mendapatkan akses ke tenaga kerja yang telah diskrining secara ketat, sehingga proses rekrutmen berjalan lebih cepat dan efektif, bahkan hanya dalam hitungan jam.

Ide pendirian Kukerja terinspirasi dari tantangan yang dihadapi Founder & CEO Kukerja, Aprianto You, ketika mengurus bisnis F&B milik keluarga.

Saat itu, ia mengaku semua perkembangan dan rencana ekspansi harus terhenti karena tantangan SDM, di mana sebagai pelaku bisnis kecil, ada kesulitan tersendiri dalam menemukan talenta yang tepat, melakukan seleksi, dan mengetes kemampuan calon karyawan.

Pemain F&B pun tidak memiliki banyak waktu untuk menghadapi pergantian karyawan (turnover), karena setiap hari bisnis harus tetap dibuka.

“Di samping itu, saya melihat banyak tenaga kerja usia produktif yang kesulitan mendapatkan pekerjaan, terutama karena banyak lowongan yang mewajibkan kandidat memiliki pengalaman. Inilah yang membuat saya yakin untuk membangun Kukerja," ujar Aprianto melalui keterangan tertulisnya, Selasa (27/9/2022).

Ia pun mengaku ingin menjadi partner yang dapat diandalkan para pebisnis untuk mendapatkan tenaga kerja (karyawan) yang terlatih dan berpengalaman, sementara di saat yang sama, pihaknya menyediakan akses pengembangan diri dan pelatihan keuangan kepada para pekerja informal di Indonesia.

Dalam proses pengembangannya, Aprianto dan tim Kukerja menghadapi beberapa hambatan, terutama yang disebabkan oleh pandemi.

"Misalnya, berbagai aktivitas seperti rencana job fair, sosialisasi, hingga pembukaan booth yang sudah direncanakan terpaksa tertunda sementara," kata Aprianto.

Namun, tim Kukerja justru memanfaatkan momen tersebut untuk melakukan mapping pasar, uji coba, dan fokus pengembangan produk digital.

"Kemudian, kami mengukuhkan strategi akuisisi pengguna demi mencapai Product-Market Fit (PMF)," ucap Aprianto menegaskan.

 

Masuk Program Inkubasi

Ilustrasi startup. Photo: Slidebean/Unsplash
Ilustrasi startup. Photo: Slidebean/Unsplash

Menyadari bahwa Kukerja membutuhkan informasi dan pengetahuan lebih mendalam tentang industri teknologi F&B, Aprianto memutuskan untuk mendaftarkan diri dalam “ImpacttoBuild”, program inkubasi eksklusif dari platform pengembangan startup, Impactto.

Salah satu titik berat dari program ini adalah bahwa pencapaian PMF tidak hanya semata-mata dari ukuran/skala startup, namun juga hal-hal lain seperti loyalitas pengguna, kesesuaian dengan kebutuhan pasar, dan sebagainya.

“Impactto sangat berperan aktif dari sisi mentoring, analisa, dan transfer pengetahuan langsung dari para praktisi. Misalnya, Gustaf Alstromer, growth specialist dari Y Combinator memberikan saran dan evaluasi personal tentang strategi dan model bisnis yang baik bagi Kukerja," ungkap Aprianto.

Ia menambahkan, Melisa Irene dari East Ventures juga memberikan wawasan mendalam tentang penggalangan dana. Bimbingan langsung dari coach serta networking yang luar biasa dari Impactto, membekali Kukerja dengan langkah eksekusi yang lebih baik dibanding sebelumnya.

Langkah yang dimaksud antara lain meningkatkan retensi pengguna, produk dengan Unit Economics yang jelas, melakukan fokus ke industri yang tepat, hingga mendapatkan akses untuk bertemu dengan lebih banyak Venture Capitals.

Hasilnya, Kukerja mencatatkan total pertumbuhan demand 34 kali lipat dalam periode tiga bulan, dan memiliki lebih dari 5.000 pengguna aktif bulanan serta 200 bisnis yang telah terdaftar di platform.

 

Mempertajam Kontribusi bagi Para Pencari Kerja

Terlalu Banyak Startup Program
Ilustrasi Penggunaan Laptop Credit: pexels.com/Anthony

Dalam waktu dekat, Kukerja berencana untuk terus mempertajam kontribusinya bagi para pencari kerja, seperti dengan menanamkan pengetahuan dasar di industri dan mengadakan program upskilling.

Salah satu misi besarnya adalah membawa para pekerja di segmen F&B untuk mendapatkan pekerjaan dan gaji yang lebih baik.

“Sebagai startup yang baru memulai perjalanan, kami percaya bahwa para pendiri harus memiliki mindset ‘think big, but start small’. Selalu berfokus untuk mencapai PMF sedini mungkin dalam perjalanan mengembangkan perusahaan rintisan, dan jika ada kesempatan, bergabunglah dengan program inkubator/akselerator," papar Aprianto.

Ia menuturkan, hal ini tidak hanya berdampak positif untuk pengembangan pengetahuan, tapi juga bisa mendapatkan akses networking yang lebih luas.

 

Infografis 7 Penyebab Sampah Makanan. (Liputan6.com/Triyasni)

Infografis 7 Penyebab Sampah Makanan
Infografis 7 Penyebab Sampah Makanan. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya