Liputan6.com, Jakarta - Sorotan publik Indonesia terhadap tragedi Arema yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang masih terus berlanjut. Kali ini, sorotan dilayangkan pada PSSI sebagai induk organisasi sepak bola Tanah Air.
Berdasarkan pantauan Tekno Liputan6.com, Minggu (2/10/2022), hal itu terlihat dari pembahasan soal PSSI yang masih bergulir di Twitter. Hingga berita ini ditayangkan, keyword PSSI masih bertengger di Trending Topic situs microblogging tersebut.
Baca Juga
Dari sejumlah unggahan, banyak warganet meminta PSSI untuk bertindak serius menangani peristiwa ini. Tidak sedikit pula warganet yang meminta PSSI ikut bertanggung jawab dalam peristiwa ini.
Advertisement
Sejumlah kicauan pun langsung dilayangkan pada akun Twitter PSSI. Selain PSSI, keyword FIFA juga ramai diperbincangkan oleh warganet di Twitter.
Dalam sejumlah unggahan, sejumlah kicauan itu menyorot tentang aturan FIFA yang melarang pemakaian senjata api atau gas pengendali massa.
"Ga usah ngomongin oknum, mengubah culture juga perlu ada regulasi yang jelas dan tegas, tapi yg perlu dicatat bahwa peristiwa kanjuruhan ini bukan pertama kali, @PSSI bisa2nya ga belajar bikin regulasi dan sanksi yang jelas dan tegas dari apa yang pernah terjadi," tulis salah satu akun.
Sementara akun lain menuliskan,"Inggris & Eropa belajar dari tragedy Hillborough & Heysel salah satunya. Korban saat itu 96 & 30an.PSSI, PT Liga, Panpel, Aparat kalau ndak mau belajar bersinergi & berbenah ndak usah ngurusi event sepakbola. Trauma!"
"Jgn lagi ada kata-kata “ini tanggung jawab bersama”. Sepenuhnya @PSSI bertanggung jawab atas tragedi kanjuruhan ini🥀 #ripsepakbolaindonesia", tulis akun lain.
Di sisi lain, usai tragedi ini, PSSI menyatakan akan segera melakukan investigasi. Dikutip dari laman resmi PSSI, Sekjen PSSI Yunus Nusi, pihaknya masih menunggu laporan resmi dari pengawas pertandingan dan laporan dari Kepolisian.
"PSSI sangat mengecam kerusuhan ini. Namun, sekali lagi kami belum bisa menyimpulkan apa-apa. Tetapi, sanksi keras akan menimpa Arema jika semuanya terbukti. Tim investigasi PSSI akan segera bertolak ke Malang,’’ tutur Yunus.
PSSI pun mendukung pihak Kepolisian untuk menyelidiki kasus ini. Ketum Umum PSSI Mochamad Iriawan pun menyatakan, kompetisi Liga 1 2022/2023 dihentikan selama satu pekan dan Arema FC dilarang menjadi tuan rumah selama sisa kompetisi musim ini.
Tragedi Arema vs Persebaya, Jokowi Minta Liga 1 Dihentikan Sementara
Usai peristiwa ini, Presiden Jokowi langsung menggelar jumpa pers pada Minggu (2/10/2022) siang WIB. Jokowi menyampaikan ucapan duka cita kepada para korban. Jokowi juga meminta korban tragedi Kanjuruhan yang terluka mendapat perawatan terbaik
"Saya menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya 129 orang saudara-saudara kita dalam tragedi sepak bola di Kanjuruhan Malang. Saya sudah meminta Menteri Kesehatan dan Gubernur Jawa Timur memonitor layanan medis bagi korban yang sedang di rawat di Rumah Sakit agar mendapat layangan terbaik," kata Jokowi.
Pada kesempatan tersebut, Jokowi juga meminta adanya evaluasi menyeluruh terkait pertandingan sepak bola di Indonesia. PSSI, Menpora dan Kapolri diminta duduk bersama membahas masalah ini. Jokowi pun meminta Kapolri mengusut tuntas tragedi Kanjuruan.
"Juga memperintahkan Menpora, Kapolri dan Ketua Umum PSSI untuk melakukan mengevaluasi menyeluruh tentang pelaksanaan pertandingan sepak bola dan prosedur pengamanan penyelenggaraannya. Khusus kepada Kapolri saya juga minta untuk melaukan investigasi dan mengusut tuntas kasus ini."
Adapun mengenai kelanjutan kompetisi sepak bola di Indonesia, Jokowi dengan tegas meminta PSSI menghentikan sementara kompetisi. Liga baru bisa dilanjutkan setelah evaluasi prosedur pengamanan di lakukan.
"Saya juga memerintahkan PSSI untuk menghentikan sementara Liga 1 sampai evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanan selesai dilakukan. Saya menyesalkan terjadinya tragedi ini dan berharap tragedi terakhir di sepak bola tanah air. Jangan ada lagi tragedi seperti ini di masa mendatang," imbuh Jokowi.
Advertisement
Mantan Manajer Timnas: PSSI Harus Tanggung Jawab soal Tregedi di Stadion Kanjuruhan Malang
Mantan manajer Timnas Indonesia, I Gusti Kompyang (IGK) Manila mengkritik PSSI. Menurut pria yang menjabat sebagai pendamping skuat Garuda di SEA Games 1991 itu, federasi kudu bertanggung jawab atas tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang.
"Panpel harus membuat laporan dan PSSI harus tanggung jawab. Ini bukan kali ini saja kerusuhan terjadi," kata IGK Manila, Minggu (2/10).
"Kejadian ini sudah puluhan tahun sejak ada liga Galatama itu selalu kalau ketemu pasti ricuh. Harus diantisipasi, satu kapasitas stadion berapa, apakah pembeli tiket dibatasi dengan kapasitas. Panitia pelaksana pertandingan harus mencari penyebabnya," dia menjelaskan.
Laga pekan ke-11 Liga 1 antara Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10) malam sejatinya berjalan sesuai mestinya. Laga bertajuk Derby Jatim ini menelurkan Persebaya sebagai pemenangnya.
Akibat kekalahan dari Persebaya, memantik amarah dari kelompok suporter Arema. Selepas laga, sejumlah penonton yang hadir di Stadion Kanjuruhan, mulai turun ke lapangan.
Cari Penyebab Kerusuhan
Tak lama berselang, sejumlah insiden terjadi. Mulai dari pelemparan botol ke lapangan hingga adanya penyemprotan gas air mata.
Dari sejumlah laporan, imbas dari penyemprotan gas air mata, banyak penonton yang menjadi korban. Dan dampak panjangnya, ada yang meninggal dunia di Kanjuruhan Malang.
"Itu semua harus dicari penyebabnya apa dan siapa. Gas air mata itu mungkin bikin orang panik, orang yang ada di atas tribun turun ke bawah, jalannya sempit dan terinjak-injak, meninggalnya itu mungkin karena itu. Saya melihat meninggal banyak menurut saya karena gas air mata, kedua ada unsur X," jelas dia.
IGK Manila juga menambahkan, kemungkinan besar ada unsur yang menyebabkan kerusuhan ini.
"Kita harus mengantisipasi, panitia pelaksana dan kepolisian dikaitkan, ini mencoreng PSSI dan kepolisian ini nanti bisa kena karena sepakbola ini yang butuh keamanan karena yang menonton banyak," dia menjelaskan.
(Dam/Isk)
Advertisement