Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) berkolaborasi dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk memberikan pemahaman terkait pasar modal bagi para pelaku usaha telekomunikasi di Indonesia.
Ketua Umum APJII, Muhammad Arif, menuturkan BEI dan APJII dapat berkolaborasi dan memberikan tambahan wawasan bagi anggota APJII, yang berjumlah lebih dari 850 perusahaan penyedia jasa internet di seluruh Indonesia, agar memiliki alternatif pembiayaan untuk mengembangkan usahanya.
Baca Juga
"Jumlah anggota APJII yang cukup besar dan tersebar di seluruh Indonesia merupakan potensi yang bisa disinergikan dengan BEI sehingga nota kesepahaman ini dapat memberikan nilai tambah, baik bagi APJII maupun BEI," kata Arif melalui keterangan resminya, Senin (9/1/2023).
Advertisement
Arif menilai sampai saat ini masih banyak anggota APJII yang belum menggali nilai strategis dari pasar modal.
"Ini dapat dilihat dari masih minimnya anggota APJII yang melantai di BEI dan minimnya emiten dari sektor jasa telekomunikasi yang menerbitkan obligasi di BEI," ungkapnya.
APJII berharap BEI dapat memberikan pemahaman kapital dari pasar kepada para anggota APJII terkait industri pasar modal di Indonesia dan semakin banyak anggota APJII yang bisa memiliki akses pendanaan yang lebih bersaing dari pasar modal.
Sementara Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, berharap manajemen dan pegawai dari perusahaan anggota APJII dapat meningkatkan pemahaman pasar modal, khususnya mengenai penerbitan Efek melalui penawaran umum di pasar modal.
"Juga dapat membawa perusahaan yang tergabung dalam APJII untuk dapat mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia,” Nyoman memungkaskan.
Pentingnya Pemodalan untuk Menjadi Lebih Besar
Arif menambahkan, saat ini tidak dapat dipungkiri bahwa internet sedang tumbuh pesat sehingga banyak perusahaan baru bermunculan setelah pandemi Covid-19.
"Tentunya butuh source permodalan untuk bisa lebih besar lagi dalam meningkatkan coverage serta kualitas layanan, yang mana mungkin selama ini, pendanaan anggota APJII kebanyakan berasal dari pinjaman lembaga keuangan," ucapnya.
Bagaimana pun, kata Arif, modal sangat diperlukan bagi mereka yang ingin merebut pasar, memperluas jangkauan jaringan, mengembangkan layanan, dan meningkatkan daya saing bisnis di masa mendatang.
“Internet sebagai infrastruktur digital sangat penting sebagai bottom line dari berbagai macam layanan aplikasi yang dipergunakan masyarakat karena tanpa infrastruktur internet yang berkualitas, tidak akan ada layanan dapat berjalan baik," tuturnya.
Ia meyakini internet akan tetap ada dan dipakai oleh masyarakat dan bisnis, khususnya ketika semua serba otomatis melalui internet atau biasa disebut era Society 5.0.
Advertisement