Jelang Gerhana Matahari Hibrida, Observatorium Bosscha Kirim Tim Pengamatan ke Pulau Kisar

Pulau Kisar menjadi lokasi dikirimnya Tim Observatorium Bosscha untuk mengamati Gerhana Matahari Total, dalam Gerhana Matahari Hibrida 20 April 2023

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 18 Apr 2023, 15:40 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2023, 15:40 WIB
Observatorium Bosscha
Observatorium Bosscha di Lembang, Bandung. (bosscha.itb.ac.id)

Liputan6.com, Jakarta - Jelang Gerhana Matahari Hibrida yang akan menyambangi Indonesia pada 20 April 2023 pekan ini, Tim Observatorium Bosscha menggelar ekspedisi pengamatan Gerhana Matahari Total di Pulau Kisar, Maluku.

Ekspedisi yang dilakukan pada 14 sampai 21 April 2023 ini, dipimpin oleh Staf Observatorium Bosscha dan KK Prodi Astronomi ITB, Premana W. Premadi.

Tim ini berjumlah 10 orang, dengan anggotanya adalah staf Observatorium Bosscha dan mahasiswa Program Studi Sarjana Astronomi ITB.

Mereka juga akan menggelar serangkaian aktivitas pendidikan untuk guru dan siswa, kegiatan pengamatan langit malam dan pameran astronomi untuk masyarakat umum.

Mengutip siaran pers di laman resmi Bosscha ITB, Selasa (18/4/2023), Pulau Kisar dipilih sebagai lokasi pengamatan atas beberapa pertimbangan, di antaranya faktor geografis dan cuaca.

Selain itu, wilayah ini jadi dataran pertama di Indonesia, yang berada di jalur total atau gerhana 100 persen, serta lokasinya berada di dekat pusat gerhana di laut Timor.

"Menjadikan waktu totalitas di Kisar lebih panjang dibandingkan daerah lain," imbuh pihak Observatorium Bosscha dalam pernyataan tertulisnya.

Pengamatan Gerhana Matahari Total akan diselenggarakan di Lapangan Maka, Desa Wonreli. Tim juga telah menyiapkan berbagai instrumen pengamatan untuk bisa digunakan bersama dengan masyarakat yang hadir.

Selain itu, Observatorium Bosscha juga akan menggelar kegiatan pengamatan Gerhana Matahari di Kompleks Observatorium Bosscha, Lembang.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penjelasan tentang Gerhana Matahari Hibrida

Ilustrasi Gerhana Matahari Total
Ilustrasi Gerhana Matahari Total foto: pixabay

Dari Lembang, gerhana yang diamati adalah gerhana matahari sebagian, dengan tutupan piringan maksimum 42,5 persen. Kegiatan ini menggandeng Program Studi Astronomi ITB.

Pengamatan Gerhana Matahari akan dilaksanakan pada Kamis, 20 April 2023 pukul 08.30 sampai 12.30 WIB. Meski begitu, kegiatan pengamatan gerhana di Observatorium Bosscha hanya akan dihadiri oleh undangan terbatas.

Bosscha juga menjelaskan, Gerhana Matahari terjadi saat Matahari, Bulan, dan Bumi berada dalam posisi segaris, menjadikan bayangan Bulan jatuh di permukaan Bulan.

Di Gerhana Matahari Hibrida, akan terjadi dua fenomena Gerhana Matahari sekaligus, di mana gerhana akan dimulai sebagai Gerhana Matahari Cincin, kemudian Gerhana Matahari Total, dan berakhir dengan Gerhana Matahari Cincin.

Namun, pada Gerhana 20 April 2023, wilayah Indonesia hanya akan dilintasi jalur Gerhana Matahari Total.


Proses Terjadinya Gerhana Matahari di Indonesia

Ilustrasi gerhana matahari
Ilustrasi gerhana matahari. (Photo by Drew Rae on Pexels)

Bayangan inti Bulan yang jatuh ke permukaan Bumi merupakan area selebar 270 km, menghasilkan pita lintasan Gerhana Matahari Total yang sempit dan memanjang.

Jalur lintasan total akan bergerak dari Australia Barat ke Laut Timor, melewati Pulau Timor bagian Negara Demokratik Timor Leste. Pulau Kisarmenjadi daratan pertama di Indonesia yang dilewati jalur totalitas.

Bayangan inti Bulan kemudian bergerak melewati daerah Batumerah, Laut Banda, Pulau Karas Papua, daerah pengunungan Papua Barat, Pulau Roswar dan Biak, kemudian berakhir di Laut Pasifik Utara.

Sementara bagi masyarakat, Observatorium Bosscha juga menyediakan live streaming pengamatan Gerhana Matahari 20 April 2023, melalui kanal YouTube resmi mereka pukul 09.00 sampai 12.00 WIB atau 11.00 sampai 14.00 WIT.


Jangan Lihat Langsung Gerhana Matahari

Gerhana Matahari
Ilustrasi Gerhana Matahari Credit: unsplash.com/Andrea

Dalam Gelar Wicara Gerhana Matahari Hibrida 2023 yang diselenggarakan oleh Planetarium Jakarta di Taman Ismail Marzuki, Premana W. Premadi juga memberikan saran jika ingin mengamati gerhana matahari.

Kata Premadi, jangan sekali-kali melihat secara kasat mata atau langsung, ke arah matahari maupun fenomena yang menyertainya seperti Gerhana Matahari.

"Apalagi jika menggunakan peranti optis seperti binokuler atau teleskop, harus disertai dengan filter khusus matahari (solar filter)," kata mantan Kepala Observatorium Bosscha ITB tersebut.

"Pengamatan tanpa filter matahari dapat membuat gangguan kesehatan mata secara serius, bahkan pada taraf tertentu dapat menyebabkan kebutaan," imbuhnya.

(Dio/Ysl)

Infografis Gerhana Matahari Total, Tidak Buta karena Gerhana
Infografis Gerhana Matahari Total, Tidak Buta karena Gerhana (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya