Liputan6.com, Jakarta - Seorang seleb TikTok di China meninggal dunia setelah melakukan live streaming dirinya sendiri mengonsumsi alkohol yang sangat kuat dalam jumlah berlebihan.
Influencer berusia 34 tahun berjuluk 'Sanqiange' itu ditemukan tewas 12 jam setelah live streaming pada 16 Mei di Douyin (TikTok versi China).
Baca Juga
Selama menggelar live streaming pesta miras, dia dilaporkan meminum setidaknya tujuh botol Baijiu, minuman keras China dengan kandungan alkohol 30% hingga 60%. Demikian sebagaimana dikutip dari CNN Global, Senin (29/5/2023).
Advertisement
Sanqiange diduga terlibat dalam tantangan online, yang disebut “PK”, melawan kreator lain di platform TikTok tersebut.
Dalam tantangan “PK”, dua influencer biasanya bersaing untuk mendapatkan hadiah atau hadiah dari audiens mereka. Yang kalah akan dikenai hukuman tertentu sesuai kesepakatan.
Diwartakan BBC, dalam hal ini tampaknya meminum Baijiu adalah hukuman dari kekalahan tiga putaran yang harus dilakukan Sanqiange.
"Saya tidak tahu berapa banyak yang dia konsumsi sebelum saya menonton. Tapi di bagian akhir video, saya melihat dia menghabiskan tiga botol sebelum memulai yang keempat," kata seorang teman influencer kepada media lokal Shangyou News.
“Ketika keluarganya menemukan Sanqiange, dia sudah meninggal dunia. Dia bahkan tidak mendapat kesempatan untuk perawatan darurat,” tambah sang teman.
Tantangan Membawa Maut
Nama belakang influencer diungkapkan sebagai Wang oleh media lokal, dan temannya menggambarkan bahwa dia adalah sosok yang sopan dan lugas.
Rekaman itu menjadi viral di media sosial China, tetapi tidak lagi dapat dilihat secara online. BBC melaporkan, Douyin melarang minum selama live streaming berlangsung.
Beberapa tantangan online yang berbahaya telah mengakibatkan konsekuensi yang sangat fatal, sehingga keamanan dari fitur live streaming di media sosial kian diragukan.
Awal tahun ini, seorang remaja meninggal setelah berpartisipasi dalam "Benadryl challenge", sementara seorang anak lainnya meninggal saat terlibat dalam "blackout challenge".
Pada tahun 2022, sekelompok remaja melompat di depan kendaraan yang bergerak di Indonesia dalam tantangan TikTok “malaikat maut”.
Advertisement
TikTok Uji Coba Chatbot AI Tako, Bisa Bantu Pengguna Temukan Konten Menarik
Di sisi lain, TikTok dilaporkan sedang menguji chatbot berbasis kecerdasan buatan atau AI untuk memudhkan penggunanya menemukan konten. Chatbot AI bernama Tako ini disebut mampu merekomendasikan konten dan menjawab pertanyaan tentang konteks video yang ditonton pengguna.
Menurut laporan TechCrunch, TikTok menyebut bahwa saat ini bot tersebut sedang diuji di Filipina.
“Tako didukung oleh asisten obrolan pihak ketiga dan dirancang untuk membantu mempermudah menemukan konten yang menghibur dan menginspirasi di TikTok,” ungkap perusahaan, mengutip Engadget, Minggu (28/5/2023).
Meskipun masih dalam tahap pengujian, TikTok tampaknya berencana untuk membuat chatbot Tako ini menonjol di aplikasinya. Karenanya, pintasan ke asisten virtual ini berada di menu kanan utama, di samping pintasan bookmark dan like.
Chatbot ini disebut memiliki kemiripan dengan My AI milik Snapchat. Namun, Tako diperuntukkan sebagai cara baru dalam menemukan konten di aplikasi TikTok.
Tako akan menyarankan beberapa video tentang topik tertentu sesuai permintaan pengguna TikTok. Nantinya, respons bot akan memberikan daftar hasil yang menyertakan nama video, pencipta video, subjek, serta tautan ke video yang disarankan.
Selain itu, chatbot AI ini juga dapat digunakan untuk mempelajari lebih lanjut tentang apa yang dibahas di video konten.
Dalam sebuah screenshot yang beredar, chatbot Tako menjelaskan mengenai dirinya di ruang obrolan dengan menuliskan, “Jangan ragu untuk bertanya kepada saya apa saja dan saya akan melakukan yang terbaik untuk membantu Anda menemukan apa yang anda cari.”
Sebagai informasi, informasi mengenai Tako pertama kali diungkap oleh firma pemantau aplikasi, Watchful.ai. Informasi ini telah dikonfirmasi TikTok yang menyatakan memang tengah dilakukan uji coba.
Tako Masih Bersifat Eksperimental
TikTok memanfaatkan penyedia AI pihak ketiga yang telah disesuaikan dengan kebutuhannya dalam mengembangkan Tako. Modifikasi ini tidak menggunakan teknologi AI dari internal, termasuk TikTok dan ByteDance.
Saat peluncuran awal, TikTok akan memberi tahu pengguna melalui notifikasi pop-up bahwa Tako masih bersifat uji coba. Karenanya, respons chatbot ini mungkin tidak benar-benar akurat.
Perusahaan menekankan, chatbot tidak boleh diandalkan untuk nasihat medis, hukum, atau keuangan. Lalu, Tako juga dilaporkan tidak akan muncul untuk akun pengguna TikTok di bawah umur.
Kemungkinan, semua percakapan dengan Tako akan ditinjau untuk tujuan keamanan dan meningkatkan pengalaman pengguna.
Advertisement
Tako Mungkin Punya Masalah Privasi
Perlu diiketahui pula, mengingat teknologi Tako masih sangat baru, perusahaan memilih untuk mencatat interaksi pelanggan dan meninjaunya untuk membantu meningkatkan kemampuan bot.
Sayangnya, ini berarti percakapan tidak otomatis dihapus setelah obrolan berakhir, sehingga berpotensi menimbulkan risiko. Namun, TikTok mungkin akan mengizinkan pengguna menghapus obrolan dengan AI secara manual, metode yang juga diterapkan oleh chatbot Snapchat.
Di samping itu, belum ada informasi yang jelas tentang apakah Tako akan mencatat data lainnya, seperti nama pengguna. Kebijakan penyimpanan data jangka panjang atau aspek privasi juga belum dapat ditentukan hingga saat ini.
Eksperimen AI Generatif TikTok Lainnya
Tako bukan satu-satunya cara TikTok bereksperimen dengan AI Generatif. Sebelumnya, perusahaan juga dikabarkan sedang merencanakan pembuatan avatar buatan AI.
Akan tetapi, keseriusan TikTok tentang fitur ini masih dipertanyakan dan rencana peluncurannya yang lebih luas belum diumumkan.
Dalam pernyataannya, perusahaan mengatakan saat ini mereka sedang tidak memiliki rencana lain di samping tes awal untuk pengembangan Tako.
Advertisement