Liputan6.com, Jakarta - CEO Telegram Pavel Durov mengungkapkan bahwa mereka akan meluncurkan aplikasi Telegram untuk perangkat Apple Vision Pro yang menggunakan sistem operasi VisionOS.
Melalui saluran Telegram-nya, Durov pun memberikan teaser mengenai seperti apa ke nantinya aplikasi messenger tersebut, apabila digunakan di headset Augmented Reality (AR) Apple ini.
Baca Juga
Media Vietnam Sebut Kartu Merah Muhammad Ferrari Jadi Faktor Kunci Perubahan Permainan Timnas Indonesia
PDIP Tunggu Kado Tahun Baru Presiden Prabowo: Batalkan Rencana Kenaikan PPN 12 Persen
Tersingkir dari Piala AFF 2024, Cristian Gonzales Tawarkan Diri ke Erick Thohir untuk Latih Striker Timnas Indonesia
Berdasarkan video yang dibagikan Pavel Durov, dilihat Kamis (16/11/2023), aplikasi Telegram yang ada di Vision Pro terlihat transparan. Secara tampilan, aplikasi Telegram versi VisionOS juga cukup mirip dengan desain Telegram versi web.
Advertisement
Telegram untuk VisionOS bakal punya sidebar yang menyediakan akses cepat ke kontak, calls, chats, dan pengaturan.
Semua fitur yang ada di aplikasi Telegram untuk iOS juga akan tersedia, mulai dari media, audio messages, termasuk Stories yang baru saja diluncurkan beberapa waktu lalu.
Dalam teaser-nya, dipamerkan juga bahwa Telegram di VisionOS juga bisa digunakan untuk memutar video, serta menampilkan stiker animasi AR.
Selain itu, pengguna juga akan bisa mengetik pesan dengan bantuan Siri, atau memakai keyboard virtual yang tersedia di aplikasi Telegram untuk VisionOS di Vision Pro.
Belum diketahui kapan aplikasi Telegram untuk Apple Vision Pro akan dirilis. Meski begitu, perangkat AR Apple ini direncanakan rilis pada tahun 2024 depan di Amerika Serikat, kemudian akan menyusul ke lebih banyak negara.
Headset AR Apple Vision Pro bakal dijual dengan harga USD 3499 (sekitar Rp 54 juta).
Â
Â
Fitur-Fitur Apple Vision Pro
Apple Vision Pro sebelumnya diperkenalkan melalui gelaran World Wide Developer Conference atau WWDC 2023, pada bulan Juni lalu. Mengutip siaran pers di laman resmi, Selasa (6/6/2023), headset AR Apple ini menggunakan visionOS, sistem operasi spasial pertama di dunia.
Menurut Apple, perangkat ini memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan konten digital, dengan cara yang terasa seperti hadir secara fisik.
Vision Pro menampilkan sistem tampilan beresolusi sangat tinggi yang mengemas 23 juta piksel dalam dua layarnya, serta menggunakan silikon Apple khusus dengan desain chip ganda.
Headset Vision Pro sendiri adalah perangkat AR, tetapi juga bisa dialihkan antara augmented reality dan virtual reality secara penuh menggunakan fitur dial.
Perangkat ini tidak butuh controller. Pengguna juga dapat menelusuri sederet ikon di sistem operasi visionOS hanya dengan melihatnya. Pengguna Apple Vision Pro pun bisa melakukan tap untuk memilih dan flick untuk melakukan scrolling.
Apple juga memungkinkan pengguna memberikan perintah suara. Selain itu, ada "ratusan ribu aplikasi iPhone dan iPad yang sudah dikenal" akan secara otomatis bekerja seperti itu.
Â
Advertisement
Spesifikasi Apple Vision Pro
Headset ini juga bakal mendukung aksesori Bluetooth termasuk Magic Keyboard dan Magic Trackpad, serta memungkinkan pengguna menautkan Mac untuk dipakai di dalam perangkat.
Fitur lain dari perangkat ini adalah kamera yang menghadap ke bawah, sehingga dapat menangkap gambar tangan meskipun tidak sedang diangkat.
Spesifikasi Apple Vision Pro lain, bagian depannya menggunakan kaca dan bingkai alumunium, berisi lima sensor, 12 kamera, dengan layar 4K untuk setiap mata.
Untuk bagian topeng-nya yang diberi nama Light Seal, dan strap yang diberi nama Head Band, dilapisi kain dan modular, serta diklaim bisa dilenturkan agar sesuai dengan beragam bentuk wajah dan ukuran kepala.
Headset ini juga lebih ramah untuk pengguna berkacamata, karena akan mendukung sisipan optik khusus dari Zeiss, yang secara magnetis menempel pada lensa kacamata. Namun, sisipan ini akan dijual terpisah.
Bicara soal chip yang digunakan, perangkat ini memakai M2, bersama dengan chip baru bernama R1.
Â
Punya Sistem EyeSight
Agar tidak terisolasi dari orang lain, headset akan menampilkan mata pengguna dengan sistem EyeSight. Jika memakai mode VR penuh, layar yang bersinar akan mengaburkannya, mengisyaratkan pengguna sedang tidak tersedia.
Perangkat ini juga dapat menciptakan "persona" digital, yang sebenarnya adalah avatar hiperrealistik, dengan memindai wajah pengguna.
Vision Pro memakai video passthrough, yang memungkinkan pengguna melihat dunia nyata secara full color, tetapi dia dapat memproyeksikan objek 3D ke ruang nyata, termasuk menarik objek dari utas pesan ke dunia nyata.
Kemampuan lainnya, saat bicara dengan orang dari jarak jauh, pengguna bisa memakai audio spasial untuk melakukan berbagai hal seperti mengatur peserta FaceTime dalam video tiles di sekitar ruangan.
Advertisement