Liputan6.com, Jakarta - Setelah keluar dari band rock legendaris The Cross dan mengalami kecelakaan yang membuatnya lumpuh dari leher ke bawah, penyanyi legendaris Korea Selatan Kim Hyuk Gun hanya ingin bisa kembali bernyanyi dalam proses pemulihannya.
Meskipun mengalami penurunan kapasitas paru-paru akibat cedera, Kim Hyuk Gun tidak menyerah. Dengan tekad dan semangat, ia bekerja sama dengan laboratorium biorobotika di Seoul National University untuk menciptakan prototipe yang dikenal sebagai "Exo-Abs."
Advertisement
Baca Juga
Mesin ini, yang menggunakan teknologi AI, membantu pengguna dalam berbagai aktivitas, termasuk batuk, berbicara, dan bernyanyi.
Advertisement
Exo-Abs mengatur tekanan yang diberikan pada bagian tengah tubuh pengguna, membantu mereka mengatasi keterbatasan pernapasan. Cara kerjanya terinspirasi ketika seseorang batuk, yakni saat diafragma mendorong seseorang untuk mengeluarkan suara lebih keras.
Kim Hyuk Gun sendiri menggambarkan penggunaan prototipe ini sebagai pengalaman yang membantu menghasilkan suara lebih besar dan membuatnya dapat kembali bernyanyi dengan kuat.
Meskipun prototipe sebelumnya memiliki efek samping kecil, penyanyi Kim Hyuk Gun merasa alat ini sangat berharga dan terus menginspirasi orang lain yang mengalami gangguan pernapasan.
Kisahnya yang mengharukan dan tekadnya untuk mengejar kembali hasratnya menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang. Demikian menurut Koreaboo, dikutip Rabu (22/11/2023).
Grup The Cross, yang kini terdiri dari Kim Hyuk Gun dan Lee Si Ha, baru-baru ini merekam ulang lagu hit mereka "Don't Cry," menandai kebangkitan penyanyi legendaris ini setelah perjalanan yang penuh tantangan.
Sebagai tambahan, Kim Hyuk Gun sang penyanyi utama grup band ini memang dikenal karena vokalnya yang kuat, yang mendongkrak popularitas grup ini karena berhasil menampilkan emosi yang mendalam bagi para pendengar.
Google Sediakan AI Generatif untuk Bantu Dokter Tangani Pasien
Masih di ruang lingkup medis, Google Cloud mengumumkan kemampuan pencarian berbasis kecerdasan buatan (AI), bernama Vertex AI. Fitur ini dikatakan akan membantu petugas medis menelusuri berbagai jenis catatan medis secara cepat dan akurat.
Hal ini menjadi jawaban bagi industri layanan kesehatan, karena selama ini para dokter kesulitan menyimpan informasi pasien yang disimpan dalam berbagai sistem dan format berbeda.
Dengan adanya alat pencarian baru Google Cloud ini, dokter dapat lebih mudah mengambil informasi dari catatan klinis, hasil scan dokumen, dan catatan kesehatan elektronik dalam satu sistem yang sama.
Perusahaan mengatakan kemampuan baru ini akan menghemat banyak waktu dan energi para tenaga kesehatan, terutama saat menangani pasien.
"Selain menghemat waktu untuk melakukan pencarian tersebut, hal ini juga dapat mencegah dokter merasa frustasi dan memastikan mereka mendapat informasi medis dengan lebih mudah," kata Lisa O'Malley, Direktur Senior Manajemen Produk untuk Cloud AI di Google Cloud kepada CNBC, dikutip Senin (16/10/2023).
Sebagai contoh, jika dokter ingin mengetahui riwayat kesehatan pasien, mereka tidak perlu lagi membaca berbagai catatan kesehatan elektronik secara terpisah.
Sebaliknya, mereka dapat mencari pertanyaan seperti "Obat apa yang dikonsumsi pasien ini dalam 12 bulan terakhir?" dan melihat informasi yang relevan di satu sistem penyimpanan data.
O’Malley menambahkan, AI ini sangat akurat karena dapat mengutip dan menautkan sumber asli informasi yang bersumber dari sistem penyimpanan data.
Google berharap fitur pencarian barunya ini akan mengurangi jumlah waktu yang perlu dihabiskan dokter untuk mencari catatan dan data tambahan pasien.
Lebih lanjut, O’Malley mengatakan Google berupaya untuk membantu industri layanan kesehatan secara menyeluruh, baik dari segi pencarian data, sistem pembayaran yang lebih cepat, serta efisiensi pelayanan.
Advertisement
Pengenalan Vertex AI
Seperti yang kita tahu, fitur-fitur baru di atas akan ditawarkan kepada layanan kesehatan melalui platform Google Vertex AI Search.
Sebelumnya, Vertex AI sudah bisa dipakai oleh perusahaan-perusahaan di industri lain untuk melakukan pencarian di situs web publik, dokumen, dan basis data lainnya.
Penawaran khusus untuk layanan kesehatan ini dibangun di atas produk API Kesehatan dan Mesin Data Kesehatan Google yang sudah ada.
Aashima Gupta, direktur global strategi dan solusi layanan kesehatan di Google Cloud, mengatakan bahwa kemampuan Vertex AI Search yang baru ini dapat berintegrasi secara langsung ke dalam alur kerja dokter, yang sangat penting bagi para pelanggan di lapangan.
Hal ini menjadi langkah baik bagi industri layanan kesehatan yang terkenal enggan mengadopsi teknologi.
"Ini adalah alur kerja yang dijalani para dokter dan perawat dari hari ke hari. Anda tidak bisa menambahkan gesekan ke dalamnya," ucap Gupta.
Google mengaku sangat berhati-hati dalam inovasi ini karena harus memastikan alur kerja para tenaga kesehatan tidak berubah dengan adanya adopsi teknologi berbasis AI.
Pendaftaran Vertex AI Telah Dibuka
Layanan kesehatan sudah bisa mendaftarkan diri untuk mencoba akses awal dari Vertex AI.
Google Cloud juga telah menguji AI ini kepada organisasi kesehatan seperti Mayo Clinic, Hackensack Meridian Health, dan Highmark Health.
Akan tetapi, Mayo Clinic baru menggunakan Vertex AI pada ranah administratif saja, demikian kata Kepala Tugas Informasi Mayo Criss Ross.
"Kami tidak akan memasukkan apapun ke dalam perawatan pasien sampai benar-benar siap untuk digunakan dalam perawatan pasien," ujarnya.
Pada kesempatan yang akan datang, Mayo Clinic ingin mencoba bagaimana Vertex AI dapat digunakan untuk membantu perawat meringkas catatan bedah yang panjang, memilah-milah riwayat kesehatan pasien yang kompleks, dan dengan mudah menjawab pertanyaan seperti "Apa status merokok pasien ini?"
Advertisement