Pengguna iPhone Khawatir karena TikTok Minta Passcode Mereka, Apa Penyebabnya?

Liputan6.com, Jakarta - Belakangan ini para pemilik iPhone yang menggunakan TikTok mengkhawatirkan keamanan mereka karena aplikasi ini meminta kode sandi (passcode) sebelum mengizinkan mereka menggunakan aplikasi. 

Menurut informasi dari Reddit, permintaan ini muncul tanpa penjelasan dari TikTok, dan ini telah menimbulkan kekhawatiran terkait privasi pengguna.

Sebuah wawancara dengan seorang penjahat siber baru-baru ini menyoroti potensi risiko keamanan terkait dengan penggunaan TikTok di iPhone. 

Penjahat tersebut mencuri iPhone setelah melihat pengguna memasukkan kode sandi, dan kemudian mengendalikan perangkat selama 10 menit. 

Meskipun pengguna masih mempertahankan kepemilikan iPhone, risiko potensial terhadap data pribadi mereka menjadi perhatian.

TikTok belum memberikan penjelasan resmi mengenai alasan di balik permintaan kode sandi ini. Sejumlah pengguna melaporkan bahwa pembaruan terbaru, versi 32.5.0, mengatasi masalah ini, dengan permintaan kode sandi yang hilang setelah instalasi. 

Dilaporkan PhoneArena, Sabtu (30/12/2023), beberapa pengguna lain masih menghadapi masalah tersebut bahkan setelah melakukan pembaruan.

Beberapa pengguna mungkin merasa enggan untuk menghapus aplikasi TikTok karena takut kehilangan video favorit mereka. 

Meskipun menghapus dan menginstal kembali aplikasi bisa menjadi solusi, tidak semua orang ingin mengambil risiko kehilangan konten yang telah mereka simpan.

Bagi yang tidak ingin memberikan kode sandi iPhone, beberapa pengguna melaporkan bahwa mengetuk tombol batal memungkinkan mereka melanjutkan sesi TikTok tanpa memasukkan kode sandi. 

Hal ini menimbulkan dugaan bahwa masalah ini mungkin terkait dengan bug perangkat lunak, bukan niat jahat untuk mencuri kode sandi iPhone.

Dalam menghadapi situasi ini, sebaiknya pengguna tetap waspada terhadap masalah keamanan dan mempertimbangkan tindakan pencegahan, seperti mengganti kata sandi aplikasi penting yang terhubung dengan informasi keuangan atau pribadi.

Di sisi lain, TikTok meluncurkan pembaruan untuk meningkatkan pengalaman aplikasi bagi penggunanya di tablet dan ponsel lipat.

Dilansir Tech Crunch, Rabu (20/12/2023), aplikasi TikTok kini dioptimalkan untuk layar yang lebih besar. Dengan begitu, pengguna bisa menikmati feed video dengan lebih jelas, bilah navigasi yang lebih sederhana, dan dukungan orientasi.

Dengan pembaruan ini, pengguna akan melihat bilah navigasi di bagian atas dan bawah layar untuk mengakses fitur dan tab aplikasi dengan mudah.

Selain itu, TikTok dapat berfungsi dalam orientasi lanskap atau potret. Hal ini karena aplikasi TikTok telah mendukung konten berdurasi lebih lama. Dengan dibuatnya dua mode orientasi layar ini, pengguna bisa lebih nyaman saat menonton video, terutama saat menggunakan tablet.

Mode lanskap yang hadir di platform berbagi video milik ByteDance ini tentunya membuatnya kembali menyaingi YouTube.

“Meskipun sebagian besar orang sudah mengetahui dan menyukai TikTok di perangkat seluler mereka, kami tahu banyak juga yang suka mengaksesnya di layar yang lebih besar dan perangkat yang dapat dilipat,” tulis perusahaan itu dalam unggahan blog.

Optimalisasi TikTok untuk perangkat lipat dan tablet ini juga menjadikan TikTok berada satu langkah di depan Instagram. Aplikasi media sosial pesaing utamanya TikTok tersebut hingga saat ini masih belum menghadirkan aplikasi di iPad.

Meluncurkan pembaruan untuk pengalaman aplikasi pada perangkat yang lebih besar, membuat TikTok mampu melampaui pendekatan mobile-first pada saat persaingan masih tertinggal.

Sementara itu, fitur TikTok Shop yang sempat dilarang keberadaannya di Indonesia beberapa waktu lalu kini kembali hadir di aplikasi TikTok per Selasa, 12 Desember 2023.

TikTok Shop yang dilambangkan dengan logo keranjang belanja ini sudah bisa terlihat lagi di aplikasi TikTok.

Adapun posisi keranjang TikTok Shop itu ada di menu bagian bawah layar, tepatnya di sebelah kiri tanda +. Posisi keranjang TikTok Shop itu mirip dengan posisi saat TikTok Shop belum dilarang operasionalnya di Indonesia.

Uniknya, ketika mengetuk tanda TikTok Shop, pengguna TikTok akan diarahkan ke laman dengan tampilan banner hijau, mirip dengan milik Tokopedia.

Per 12 Desember 2023 ini pula, pada laman TikTok Shop tersebut, terdapat logo TikTok Shop dan Tokopedia berdampingan dengan kampanye Beli Lokal yang tengah berlangsung.

Di samping itu, jelang Pemilu 2024, TikTok Indonesia turut berkontribusi dalam memberikan informasi kredibel dan otoritatif seputar Pemilu di Indonesia.

TikTok berupaya mengedukasi masyarakat, terutama Gen Z, terkait Pemilu 2024 ini. Terlebih, Gen Z memiliki persentase yang cukup besar di Pemilu kali ini. 

Faris Mufid, Public Policy and Government Relations TikTok Indonesia, mengatakan, “Tiktok pada dasarnya bukan platform politik dan tidak mengizinkan iklan politik. Namun, kami menyadari akan antusias pengguna terhadap pemilu.”

Maka dari itu, TikTok berkolaborasi dengan KPU dan Bawaslu menjadi jembatan bagi pengguna untuk mendapatkan informasi pemilu yang akurat dan mengedukasi.

TikTok juga menegaskan platformnya membatasi informasi yang dibagikan sebatas edukasi, tidak ada kampanye paslon.

Menurut Anbar Jayadi selaku Outreach & Partnership, Trust and Safety, TikTok Indonesia TikTok menghadirkan tiga fitur keamanan untuk mencegah, melaporkan, dan mengedukasi masyarakat untuk menangkal misinformasi Pemilu 2024. 

Ia juga menjelaskan, TikTok Indonesia berkolaborasi dengan Mafindo dan Perludem, yang menyajikan konten-konten video TikTok edukatif.

Adapun tiga fitur tersebut adalah Pusat Panduan Pemilu 2024, Tombol Lapor Misinformasi Pemilu, dan Ketahui Faktanya.