Analis: Peluang Sektor Telekomunikasi Masih Luas Meski Dibayang-bayangi Praktik Ilegal RT RW Net

Analis saham Richardson Raymond menilai peluang pertumbuhan di sektor telekomunikasi Indonesia masih sangat luas meski dibayang-bayangi maraknya praktik ilegal RT RW Net.

oleh Iskandar diperbarui 03 Mei 2024, 10:30 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2024, 10:30 WIB
Pengguna Internet. Credit: John Schnobrich/Unsplash
Ilustrasi pengguna internet. Credit: John Schnobrich/Unsplash

Liputan6.com, Jakarta - Analis saham PT Trimegah Sekuritas, Richardson Raymond, menilai peluang pertumbuhan di sektor telekomunikasi Indonesia masih sangat luas meski dibayang-bayangi maraknya praktik ilegal RT RW Net.

Ia menyebut saat ini penetrasi fixed broadband masih 15% sampai 20%, di mana penyedia layanan fixed broadband masih didominasi pemain besar dengan ARPU (average revenue per user) antara Rp 250 ribu hingga Rp 400 ribu.

Segmen konsumen A dan B juga sudah digarap perusahaan besar, sedangkan segmen konsumen mid low dengan ARPU Rp 150 ribu hingga Rp 250 ribu belum tergarap.

“Dalam beberapa tahun mendatang, emiten telekomunikasi besar akan mengarah ke segmen konsumen kelas C dan D yang jumlahnya lebih banyak dan belum tergarap," ujar Richardson melalui keterangannya, Jumat (3/5/2024).

Namun, Richardson berpendapat, untuk menggarap segmen pasar tersebut memiliki tantangan.

"Jika sebuah perusahaan penyedia layanan internet (internet service provider/ISP), penggelaran jaringannya tidak efisien dan cost-nya besar, maka mereka tak mungkin dapat masuk ke segmen konsumen terbesar di Indonesia,” katanya.

Richardson memberikan contoh, emiten seperti PT Remala Abadi Tbk (DATA) sudah memiliki kompetensi untuk segmen tersebut. Sebagai perusahaan ISP, DATA merupakan pemain berpengalaman dalam menggarap pasar internet di Indonesia.

“Selain menggarap segment mid low, DATA juga memiliki segmen pasar kelas A dan B. Ini yang membuat kinerja keuangan DATA mengalami pertumbuhan signifikan dari tahun ke tahun. Dengan IPO yang mereka lakukan, saya optimistis pertumbuhan dua digit mampu dibukukan,” ucapnya menambahkan.

 

Mulai Fokus ke Segmen Perumahan

Berdasarkan informasi perusahaan, DATA melalui brand Tachyon sejak tahun 2010 telah fokus menggarap segmen pangsa pasar korporasi.

Segmen tersebut memegang kontribusi ke perusahaan sebesar 48,79%. Selain itu, DATA juga merangkul beberapa ISP untuk menjadi mitra dalam melakukan penetrasi internet di Indonesia.

Saat ini kontribusi segmen pangsa pasar kemitraan dengan ISP memegang setidaknya 32,64%. Segmen kantor pemerintahan juga menjadi target layanan DATA.

Segmen pasar pemerintahan memberikan kontribusi 9,96% dari pendapatan DATA. Selebihnya perseroan menggarap segmen perumahan dengan produk Net-home yang memberikan kontribusi 8,61%.

Pangsa pasar yang baru dan memiliki potensi untuk tumbuh adalah segmen perumahan. Dengan mengusung brand Net-home, DATA dapat memberikan layanan broadband bagi segmen retail dan perumahaan.

 

Pertumbuhan dari Tahun ke Tahun

Berdasarkan prospektus IPO DATA, pendapatan perusahaan dari tahun 2020 terus mengalami kenaikan. Tahun 2020 pendapatan hanya Rp 115.9 miliar.

Di tahun berikutnya pendapatan perseroan naik menjadi Rp 155,3 miliar. Lalu pada 2022, pendapatan perseroan kembali naik menjadi Rp 209.7 miliar.

Dari margin keuangan emiten DATA, Richardson menyebut bahwa pertumbuhannya masih sangat baik.

Berdasarkan prospektus DATA, rasio gross profit margin perseroan untuk periode atau tahun yang berakhir pada 31 Oktober 2023, 31 Desember 2022, 2021, dan 2020 masing-masing adalah 57,99%, 41,73%, 36,73%, dan 37,96%.

“Masih besarnya laba ini menunjukkan kinerja yang cukup baik dan efisiensi yang dilakukan perseroan. Saya optimistis DATA mampu berkompetisi di pasar fixed broadband Indonesia,” Richardson memungkaskan.

INFOGRAFIS: Subsidi Kuota Internet Untuk Peserta Didik (Liputan6.com / Abdillah)

INFOGRAFIS: Subsidi Kuota Internet Untuk Peserta Didik (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: Subsidi Kuota Internet Untuk Peserta Didik (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya