Canggih, Robot AI Ini bisa Bantu Pilihkan Kosmetik Sesuai Warna Kulit

Seperti apa teknologi robot AI membantu pelanggan dalam memilih kosmetik sesuai warna kulit?

oleh Iskandar diperbarui 15 Jul 2024, 13:30 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2024, 13:30 WIB
foundation
Gunakan base makeup yang memiliki warna tipis dan hampir serupa dengan warna kulit untuk mencapai look seperti porselen. (Foto: Unsplash/Hitesh Dewasi)

Liputan6.com, Jakarta - Raksasa kosmetik Korea Selatan, AmorePacific, baru saja meluncurkan lab kecantikan bertenaga kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang langsung dibanjiri pelanggan.

Lab ini menawarkan pengalaman unik di mana robot AI dapat mencampur produk kosmetik secara custom dan merekomendasikan warna lipstik sesuai warna kulit.

"Setiap orang memiliki warna kulit spesifik, namun kebanyakan hanya membeli warna yang umum tersedia di pasaran," ujar Kwon You-jin, pelanggan berusia 32 tahun yang mencoba layanan kosmetik pintar ini, dikutip dari Reuters, Senin (15/7/2024).

"Mendapatkan lebih banyak data tentang kulit saya sendiri, dan melihat hasil perbedaannya secara langsung, merupakan pengalaman yang luar biasa," tutur Kwon setelah menerima laporan hasil analisis kulit yang dibuat AI.

Setelah analisis tersebut, robot AI kemudian mencampur foundation yang disesuaikan dengan warna kulit Kwon You-jin.

Tren penggunaan AI di dunia kecantikan kini semakin marak. Merek global seperti L'Oréal dan Sephora milik grup LVMH juga turut memanfaatkannya untuk menciptakan produk yang lebih sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

Berdasarkan prediksi Statista Market Insights, penjualan industri kecantikan global, termasuk kosmetik, mencapai USD 625,6 miliar (sekitar Rp 10 kuadriulin) pada 2023. Angka ini terus meningkat stabil setiap tahunnya sejak penurunan pada 2020 akibat pandemi Covid-19.

Teknologi di Balik Robot AI AmorePacific

Kantor Amorepacifc
Area lobby Amorepacific

AmorePacific mengklaim mereka menggunakan AI untuk merekomendasikan pilihan terbaik dari 205 foundation dan 366 warna produk bibir yang berbeda kepada pelanggan.

"Kami menggunakan deep learning dan teknik machine learning untuk mengubah proses evaluasi data dari banyak kulit orang yang dilakukan para ahli menjadi layanan (otomatis)," ujar Lee Young-jin, engineer sekaligus penasihat bisnis kecantikan custom AmorePacific.

Para analis mempercayai bahwa penggunaan AI sebagai pengganti konsultan manusia dapat mempercepat pengembangan produk dan mengurangi variabilitas.

Tren AI di Industri Kecantikan Meroket

Amorepacific Archive
Koleksi berbagai brand produk Amorepacific dari masa ke masa.

"Meski seorang ahli sudah sangat profesional, perbedaan individual bisa sangat besar. Selain itu, berkonsultasi dengan 30 sampai 40 ahli untuk mengevaluasi kosmetik secara terus-menerus tentu sulit dilakukan," ujar Yang Yong Suk, peneliti utama di Institut Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi Korea Selatan, yang turut mengembangkan model deep learning untuk tekstur produk kosmetik.

"Saat ini, waktu pengembangan produk semakin singkat, dan kian banyak produk baru diluncurkan dengan cepat," ucap Yang.

Ia menyebut, menggabungkan teknologi AI dapat semakin menurunkan hambatan itu.

Menurut penyedia analisis Business Research Company pada Januari lalu, pasar penggunaan AI dalam industri kecantikan dan kosmetik diperkirakan akan meningkat lebih dari dua kali lipat, dari USD 3,27 miliar (sekitar Rp 53 triliun) pada 2023 menjadi USD 8,1 miliar (sekitar Rp 131 triliun) pada 2028.

Peningkatan ini didorong oleh ekspansi layanan seperti rekomendasi kecantikan personal, analisis dan diagnosa kulit, serta virtual makeup artist.

Infografis Macam-Macam Perawatan Kecantikan Terkini. (Dok: Liputan6.com/abdillah)

Infografis perawatan kecantikan
Infografis Macam-Macam Perawatan Kecantikan Terkini. (Dok: Liputan6.com/abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya