Snowden: Profil Facebook Bisa Sebabkan Anda Jadi `Target` NSA

"Normalnya, jika Anda menjadi target maka akan dipilih berdasarkan suatu hal, misalnya Facebook atau konten webmail," kata Snowden

oleh Bayu Galih diperbarui 09 Jul 2013, 13:16 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2013, 13:16 WIB
nsa-130626b.jpg
Edward Snowden, pembocor upaya penyadapan yang dilakukan Pemerintah Amerika Serikat melalui National Security Agency, kembali mengungkap hal mengejutkan tentang program penyadapan NSA. Kali ini Snowden mengungkap bahwa Facebook bisa menjadi alasan seseorang dijadikan target penyadapan.

"Normalnya, jika Anda menjadi target maka akan dipilih berdasarkan suatu hal, misalnya Facebook atau konten webmail," tulis Snowden dalam email kepada majalah Jerman Der Spiegel, yang dilansir Mashable, Selasa (9/7/2013).

Snowden hanya mengatakan target diseleksi berdasarkan profil Facebook. Tapi tak dijelaskan secara rinci profil seperti apa yang menjadi sasaran utama NSA. Tapi saat ditanya bagaimana nasib seseorang ketika menjadi target, Snowden memberi penjelasan.

"Mereka hanya punya itu (akun). Seorang analis kemudian akan mendapatkan laporan harian berdasarkan  perubahan apa yang terjadi di sistem. PCAPS (packet capture atau paket yang diambil) dari data tertinggal yang tak dipahami akan secara otomatis dipisahkan, begitulah," tulis Snowden dalam emainya.

"Terserah analis apa yang akan mereka lakukan selanjutnya, mesin target tak lagi menjadi milik mereka. Itu menjadi milik pemerintah AS," lanjutnya.

Snowden memang getol mengungkap kritik saat membicarakan NSA. Tapi ketika ditanya apakah penyadapan itu bisa dianggap ilegal dan dibawa ke pengadilan, Snowden tak bisa memberikan jawaban pasti.

"Siapa yang bisa melakukan gugatan terhadap hal yang tak terlihat materinya saat hukum tak lagi dihormati. Hukum dibuat untuk Anda, bukan untuk mereka," lanjutnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Snowden membocorkan adanya program PRISM yang merupakan upaya penyadapan yang dilakukan NSA kepada Guardian dan Washington Post. Penyadapan dilakukan dengan mengakses ke sembilan server milik perusahaan teknologi dunia.

Salah satunya perusahaan yang disebut terlibat adalah Facebook. Tapi tentu saja jejaring sosial itu membantah keterlibatan mereka.

"Facebook tidak dan tak pernah mau terlibat dalam program yang memberikan akses ke server kepada pemerintah AS atau pemerintah manapun," ucapnya. Tak hanya informasi, Zuck juga mengaku Facebook tak mau memberikan metadata. (gal)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya