Menjamurnya perangkat ponsel pintar telah menggeser pola komunikasi ke arah tren digital. Tren ini ikut mendorong tumbuhnya aplikasi instant messaging (IM) di toko-toko aplikasi online yang diunduh untuk memudahkan komunikasi.
Layanan berbasis internet seperti Skype, WhatsApp, Line, Yahoo Messenger, Twitter adalah salah satu jenis layanan Over-The-Top (OTT). Layanan OTT dianggap mengancam operator telekomunikasi karena pendapatan dari SMS dan voice jadi menurun drastis karena konsumen beralih ke layanan OTT.
Hasil survei yang dilakukan oleh ConsumerLab Ericsson mengungkapkan, Indonesia merupakan salah satu negara yang banyak mengadopsi aplikasi Over-The-Top (OTT). Layanan OTT paling tinggi berada di Jakarta dengan porsi 29%. Sementara di beberapa daerah lain seperti Jawa, Sulawesi Selatan, dan Banten relatif kurang dari 25%.
Menurut survei, pengguna ponsel di Indonesia minimal satu kali dalam sehari akan membuka aplikasi OTT seperti WhatsApp, BlackBerry Messenger, MSN Messenger, Faacebook Messenger, dan lain-lain.
Di Indonesia akses terhadap layanan OTT dengan menggunakan ponsel pintar sudah mencapai 56% dan 11% lainnya mengakses melalui ponsel fitur.
"Ada empat faktor utama yang membuat layanan OTT dapat meningkat pesat yakni adopsi smartphone, daya tarik untuk menggunakan aplikasi mobile, biaya layanan OTT yang lebih terjangkau dan tampilan antar-muka yang menarik," ucap Afrizal Abdul Rahim, Regional Head of Ericsson ConsumerLab South East Asia dan Oceania saat ditemui di Plaza Senayan, Jakarta, Rabu (4/9/2013).
Selain memanfaatkan aplikasi chatting, pengguna ponsel di Indonesia juga kerap menggunakan fitur lain yang telah disematkan dalam aplikasi tertentu. Sebanyak 28% pengguna ponsel pintar kerap menyaksikan tayangan video online seperti Youtube dan Netflix di perangkat mobile.
Sementara 5% lainnya menggunakan fitur panggilan telepon ke sesama pengguna aplikasi yang sama. Ada 6% pengguna ponsel di seluruh dunia memanfaatkan fitur panggilan video, namun tidak demikian dengan pengguna di Indonesia. Fitur yang satu ini masih belum tenar dan banyak dimaksimalkan oleh pengguna layanan OTT.
"Selain digunakan untuk mengakses layanan OTT konsumen di Indonesia juga kerap menggunakan smartphone untuk browsing internet (80%), email (41%), akses aplikasi (14%), sosial media (68%), dan video klip (28%)," tutup Afrizal.
(vin/dew)
Jakarta, Kota Paling Banyak Adopsi Aplikasi Chatting
Indonesia merupakan salah satu negara yang banyak mengadopsi aplikasi Over-The-Top (OTT), paling tinggi di Jakarta.
diperbarui 04 Sep 2013, 18:00 WIBDiterbitkan 04 Sep 2013, 18:00 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Gurindam 12 Adalah Gurindam Karya Raja Ali Haji: Warisan Sastra Melayu yang Abadi
Lotus Birth Adalah Metode Persalinan Alami yang Kontroversial
Bahlil Lahadalia Lantik Djoko Siswanto jadi Kepala SKK Migas, Ini Profilnya
Mengenal Teknik Brewing Adalah Seni Menyeduh Kopi Manual
Kebakaran di Papanggo Jakut Jumat Dinihari, 4 Orang Meninggal Dunia
3 Zodiak Ini Paling Percaya Takhayul, Jadi Merepotkan dengan Sikap Parnonya
Rahasia Tekstur Lembut Daging Steak Wagyu Lokal Meski Skor Marblingnya Rendah
Gunung Lewotobi Laki-Laki Masih Bergejolak, Radius 7 Km dari Puncak Dikosongkan
Joshua Zirkzee Dibuang, Manchester United Temukan Penggantinya Baru 20 Tahun
7 Potret Tria Changcuters dan Dhatu Rembulan, Foto Pernikahan Curi Perhatian
Kementerian ESDM Lagi Cari Patriot Energi, Mau Bergabung?
Asal Usul Anggrek Tien, Tanaman Endemik Asal Sumatra Utara