Ini yang Harus Dilakukan Agar Layanan OTT Tak Rugikan Operator

Pendapatan operator dari voice dan SMS semakin tergerus karena pelanggan makin banyak berkomunikasi via layanan OTT. Apa solusinya?

oleh Ervina Anggraini diperbarui 04 Sep 2013, 19:19 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2013, 19:19 WIB
konpers-ott-130905b.jpg

Kehadiran layanan Over-The-Top (OTT) merupakan salah satu hal yang menjadikan kebutuhan akses data internet di Indonesia terus meningkat. Namun di lain sisi, operator merasa dirugikan karena tidak mendapatkan keuntungan yang signifikan dari akses layanan OTT pelanggannya. 

Pendapatan operator dari segmen voice dan SMS semakin tergerus karena pelanggan semakin banyak berkomunikasi via layanan OTT. Hasil survei Ericsson menunjukkan layanan OTT merupakan salah satu alternatif untuk menekan biaya telepon dan video call.

Jadi tidak mengherankan jika layanan OTT dapat dengan cepat tumbuh dan memiliki jumlah pengguna yang besar di seluruh dunia. Lalu apa yang bisa dilakukan operator agar mereka bisa mendapatkan keuntungan dari layanan OTT?

"Sebenarnya ada empat upaya yang dapat ditempuh operator untuk menghindarkan diri dari keluhan tersebut," ujar Hardyana Syntawati, VP Marketing dan Communications Ericsson Indonesia saat ditemui di Plaza Senayan, Jakarta (4/9/2013).

Pertama dengan berkolaborasi dan menetapkan profit sharing antara penyedia layanan OTT dan operator. Kedua dengan menyediakan bandwith untuk akses internet yang memadai.

Operator juga bisa menggandeng pengembang lokal untuk mengembangkan layanan OTT yang lebih sesuai dengan segmen yang hendak disasar. Keempat dengan menggandeng layanan OTT untuk bekerja sama mengembangkan layanan OTT dengan sentuhan lokal. (vin/dew)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya