Kemarau Panjang, Balita dan Lansia di Temanggung Ikut Berebut Air

Warga Temanggung, Jawa Tengah semakin sulit mengandalkan pembagian air bersih karena air yang dibagikan makin berkurang.

oleh Liputan6 diperbarui 08 Okt 2015, 13:35 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2015, 13:35 WIB
Kemarau Panjang, Balita dan Lansia di Temanggung Ikut Berebut Air
Warga Temanggung, Jawa Tengah semakin sulit mengandalkan pembagian air bersih karena air yang dibagikan makin berkurang.

Liputan6.com, Temanggung - Kemarau panjang membuat sejumlah daerah kekeringan. Air bersih sulit didapat. Akibatnya, balita dan lansia pun turut berebut dalam pembagian air.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Kamis (8/10/2015), Riana masih berusia 3 tahun. Namun bocah ini begitu cekatan dalam mengambil dan menata ember untuk diisi air.

Ia tidak kalah gesit bersaing dengan ibu-ibu yang lebih tinggi dan besar darinya. Setelah berhasil menata ember yang dia bawa, Riana menunggu giliran mendapatkan air sembari menonton suasana pembagian air.

Tidak hanya Riana, nenek Walimah juga turut antre air bersih. Ia kesulitan untuk mengangkut jerigen yang telah terisi air, karena usianya yang sudah 80 tahun lebih. Namun semangatnya untuk mendapatkan air bersih membuatnya terus berusaha mengangkut hasil antreannya.

Warga Telogo Pucang, Kecamatan Kandangan, Temanggung, Jawa Tengah semakin sulit mengandalkan pembagian air bersih karena air yang dibagikan mulai berkurang, akibat semakin banyak daerah kering yang harus disuplai.

Tak hanya manusia yang terdampak kekeringan. Ratusan pohon cengkeh siap panen di Kecamatan Poco Ranaka, Manggarai Timur juga terancam. Daunnya kusut bahkan sebagian lainnya sudah mati. Para petani pun merugi hingga puluhan juta rupiah.

Petani setempat mengaku, tahun-tahun sebelumnya kemarau hanya mengakibatkan tanaman cengkeh di bawah 10 tahun yang mati kekeringan. Namun tahun ini, tanaman cengkeh yang mati menyasar hingga tanaman cengkeh usia panen. (Nda/Mvi)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya