Barometer Pekan Ini: Memburu Predator Anak

Komnas Perlindungan Anak melansir, setiap hari ada anak yang meregang nyawa akibat kasus kekerasan.

oleh Liputan6 diperbarui 10 Okt 2015, 18:00 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2015, 18:00 WIB
Barometer Pekan Ini: Memburu Predator Anak
Komnas Perlindungan Anak melansir, setiap hari ada anak yang meregang nyawa akibat kasus kekerasan.

Liputan6.com, Jakarta - Kekhawatiran itu terjawab. Identitas mayat bocah perempuan di Kalideres, Jakarta Barat akhirnya terungkap.

Kabar yang menghancurkan harapan orangtua, yang masih berharap putrinya ditemukan dalam kondisi selamat. Jasad F, siswi kelas 2 SD Negeri Kalideres 05 Pagi, ditemukan Jumat malam lalu di Jalan Sahabat, sekitar 3 km dari sekolah.

Jasad bocah yang dikenal pintar dan periang itu ditemukan dalam kardus, dengan badan terikat lakban dan mulut disumpal kain.

Autopsi jenazah menunjukkan, terdapat jejak kekerasan benda tumpul di leher korban. Dugaan korban telah menjadi korban kekerasan seksual juga terbukti, ditemukan ceceran sperma di sekitar kemaluan dan anus korban.

Minggu pagi, jenazah F diantarkan menuju peristirahatan terakhir dengan iringan tangis keluarga dan sahabat.

Polisi bergerak cepat. Olah tempat kejadian perkara digelar. Anjing pelacak dikerahkan untuk mengumpulkan bukti-bukti di lapangan.

Rekaman kamera pengintai di dekat lokasi penemuan jenazah turut membantu polisi. Terlihat seorang pria mengendarai sepeda motor membawa kardus, 4 jam sebelum jasad korban ditemukan.

Sejumlah saksi diperiksa untuk mendukung temuan di lapangan. Setelah memeriksa belasan saksi, kasus pun berkembang.

Polisi akhirnya menetapkan A, salah seorang saksi sebagai tersangka pencabulan 13 anak. Hingga kini, polisi masih menunggu hasil tes DNA untuk memastikan, apakah A juga mencabuli dan membunuh bocah F.

Motif pelaku berbuat keji masih jadi misteri. Namun pakar psikologi forensik meragukan motif seksual yang mendorong pelaku menghabisi korban.

Kasus kekerasan terhadap anak sudah pada taraf mengkhawatirkan. Merujuk pada kasus yang terus meningkat, tak berlebihan jika Indonesia kini berada dalam status darurat kekerasan anak.

Komnas Perlindungan Anak melansir, setiap hari ada anak yang meregang nyawa akibat kasus kekerasan. Berharap semata kepada pemerintah untuk mengakhiri lingkaran kekerasan pada anak, tentu tidak cukup.

Masyarakat juga harus berpartisipasi aktif. Semoga bocah F menjadi korban terakhir.

Saksikan selengkapnya dalam tayangan Barometer Pekan Ini yang ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Sabtu (10/10/2015) di bawah ini. (Nda/Ron)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya