Kopi Pagi: Waspada Padepokan Sesat

Menggunakan padepokan yang identik dengan ilmu keagamaan untuk menjerat korban-korbannya.

oleh Liputan6 diperbarui 09 Okt 2016, 08:14 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2016, 08:14 WIB
Waspada Padepokan Sesat
Menggunakan padepokan yang identik dengan ilmu keagamaan untuk menjerat korban-korbannya.

Liputan6.com, Jakarta Tepat 28 Agustus 2016 Gatot Brajamusti ditangkap tengah berpesta narkoba beberapa jam setelah terpilih menjadi Ketua Umum Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) di Mataram, Nusa Tenggara Barat. Pemilik padepokan Brajamusti ini ditangkap bersama istri serta penyanyi Reza Artamevia dengan barang bukti narkoba serta senjata api.  

Kasus bergulir dengan terungkapnya ritual seks menyimpang dengan penggunaan narkoba di padepokan miliknya yang berlokasi di Sukabumi, Jawa Barat. 

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Minggu (9/10/2016), sebulan berselang, 22 September 2016 giliran padepokan milik Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Probolinggo yang membuat heboh. Berawal dari terungkapnya kasus pembunuhan salah satu santrinya, padepokan yang dihuni ribuan santri ternyata menjadi sarang penipuan dengan modus penggandaan uang.

Pria berusia 46 tahun ini mengaku memiliki kesaktian mengeluarkan uang miliaran rupiah dari balik jubahnya hingga mampu menipu ribuan korban yang berasal dari berbagai daerah.

Selain itu, penipuan dengan modus penggandaan uang melalui padepokan juga mencuat di Depok, Jawa Barat. Anton Herdianto menawarkan jasa penggandaan uang melalui secara online dengan mengatasnamakan padepokan Satria Aji. Penipuan ini juga berujung dengan kasus pembunuhan korbannya.

Ketiga kasus yang menyita perhatian masyarakat ini memiliki kesamaan, menggunakan padepokan yang identik dengan ilmu keagamaan untuk menjerat korban-korbannya.

Sementara itu, satu per satu perempuan melaporkan Gatot Brajamusti karena menjadi korban pelecehan seksual saat mendiami padepokan. Beberapa kalangan artis yang pernah tinggal di padepokan juga ikut buka suara.

Yang terbaru, Reza Artamevia yang semula membela, kini ikut melaporkan Gatot karena merasa tertipu. Lain pula dengan padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang memiliki bangunan megah dan halaman luas. Padepokan ini melibatkan anggota TNI, Polri hingga cendekiawan ternama sebagai ketua yayasan untuk meyakinkan pengikutnya.

Laporan korban penipuan penggandaan uang terus bermunculan dari sejumlah daerah, namun masih banyak pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang memilih bertahan.

Saksikan ulasan selengkapnya dalam rangkuman Kopi Pagi (Komentar Pilihan Liputan 6 Pagi) yang ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Minggu (9/10/2016), di bawah ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya