Liputan6.com, Jakarta - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK Novel Baswedan mendapat serangan brutal. Ia disiram air keras pada Selasa pagi tidak jauh dari rumah nya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Minggu (16/4/2017, pasca kejadian Polres Metro Jakarta Utara bergerak cepat dengan melakukan olah tempat kejadian perkara di Jalan Deposito 2 Kelapa Gading.
Baca Juga
Polisi mengambil sisa cairan air keras yang masih menempel di tembok dan pohon. Kamera CCTV di rumah Novel pun ikut dibawa untuk mengungkap identias pelaku.
Advertisement
Tidak hanya itu dukungan terhadap KPK datang dari berbagai pihak termasuk para mantan Komisoner KPK. Mereka memberi pesan KPK tidak sendirian.
Sejak bergabung dengan KPK Novel Baswedan menjadi salah satu penyidik terbaik KPK. Sejumlah kasus besar sudah ditangani Novel.
Sehari sebelum penyerangan, Novel sebagai Kepala Satgas untuk penyidikan korupsi proyek E-KTP merekomendasikan kepada pimpinan KPK agar Ketua DPR Setya Novanto dicegah keluar negeri.
Disaat yang sama ia juga menangani kasus suap hakim konstitusi, Patrialis Akbar yang mendapati petunjuk baru diantaranya temuan sejumlah nama besar yang disebut menerima aliran dana suap dari importir daging Basuki Hariman.
Kini kondisi penglihatan novel tinggal 30% dan berpotensi mengalami kebutaan. Demi percepatan pemulihan, KPK merujuknya ke Singapura atas keinginan keluarga. Sebelumnya Novel dirawat di Jakarta Eye Center di kawasan Menteng, Jakarta. meski sudah banyak saksi yang diperiksa. Namun belum ada tersangka yang ditetapkan.
Ancaman hingga serangan memang bukan hal baru terhadap institusi KPK dan para pegawainya. Begitu seringnya institusi KPK diserang melalui uji materi undang-undang yang bertujuan melemahkan lembaga anti korupsi yang kini telah berusia 15 tahun tersebut.
Undang-undang KPK adalah salah satu undang-undang yang paling banyak di uji materi di Mahkamah Konstitusi. Tak kurang dari 20 permohonan uji materi mempersoalkan kewenangan strategis KPK untuk menuntut, menyadap, tidak ada SP3 dan lain sebagainya. Namun sejauh ini KPK belum berhasil dilumpuhkan.
Sebelum disiram air keras, setidaknya Novel Baswedan telah dua kali jadi korban tabrak lari yang sampai saat ini pelakunya tidak pernah diungkap oleh kepolisian.
Saat menangani kasus simulator SIM yang menyeret Kakorlantas Polri Irjen Djoko Susilo, Novel pernah ditangkap atas kasus dugaan penembakan tersangka pencuri sarang burung walet di Lampung.
Kriminalisasi terhadap pimpinan KPK juga pernah dialami oleh Chandra Hamzah, Bibit Riyanto, Abraham Samad dan Bambang Widjoyanto.
Serangkaian risiko yang dihadapi oleh pendekar anti korupsi membuat perlunya prosedur pengamanan terhadap mereka diperketat.
Kita percaya KPK dan orang orang terpilih di dalamnya bukanlah orang yang mudah gentar. Perjuangan memberantas korupsi tak bisa berjalan sendiri.
Butuh dukungan masyarakat paling tidak dengan melaksanakan budaya anti korupsi. Para penengak hukum juga diharapkan bekerja sepenuh hati tak hanya untuk untuk melindungi tapi juga mengusut tuntas ancaman serangan dan teror yang dihadapi agar tak lagi menjadi sarapan pagi.
Bagaimana Kelanjutan Nasib Kasus Novel Baswedan ini ? Sampai kapan kriminalisasi terhadap penyidik KPK teratasi. Saksikan tayangan selengkapnya dalam Kopi Pagi berikut ini.
Â