Puan Maharani dan Wakapolri Sambangi Atlet di Yogyakarta, Ada Apa?

Puan Maharani dan Syafruddin meluangkan waktu untuk bertemu para atlet Asian Games yang sedang berlatih di Yogyakarta. Apa tujuannya?

oleh Switzy Sabandar diperbarui 04 Apr 2018, 05:01 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2018, 05:01 WIB
Puan Maharani dan Wakapolri
Menko PMK Puan Maharani dan Wakapolri Komjen Syafruddin menyambangi atlet Asian Games yang menjalani Pelatnas di Yogyakarta. (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Yogyakarta Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani dan Wakapolri Komen Syafruddin menyambangi puluhan atlet yang sedang menjalani pelatnas di Yogyakarta, Selasa, 3 April 2018. Mereka memantau perkembangan latihan para atlet untuk persiapan Asian Games mendatang.

Ada tiga cabang olahraga yang menjalani Pelatnas di Yogyakarta, yakni panjat tebing, rugby, dan BMX. Panjat tebing sudah menggelar Pelatnas di Yogyakarta selama setahun, Pelatnas rugby sejak Desember 2017, dan sepeda BMX mulai Oktober tahun lalu.

Puan Maharani tercatat sebagai Wakil Ketua Dewan Pengarah Asian Games dan Syafruddin adalah pimpinan kontingen Indonesia. Di Yogyakarta, anak Megawati Soekarnoputri itu berusaha membangkitkan semangat atlet dengan meneriakkan yel-yel.

Ia meminta mereka menurunkan ucapannya yang berbunyi, Siapa kita? Indonesia, Asian Games? Menang, Indonesia? Hebat. "Harus punya keyakinan dari 45 negara peserta Asian Games, paling tidak masuk 10 besar, harapannya bisa masuk lima besar," ujarnya.

Puan menuturkan atlet yang berlaga di Asian Games bukan membawa namanya sendiri atau nama cabang olahraga, melainkan Bendera Merah Putih harus bisa berkibar dan lagu Indonesia Raya berkumandang.

 

Memastikan Prestasi Atlet Tetap Terjaga

Puan Maharani dan Wakapolri
Menko PMK Puan Maharani dan Wakapolri Komjen Syafruddin menyambangi atlet Asian Games yang menjalani Pelatnas di Yogyakarta. (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Puan Maharani dan Syafruddin memotivasi para atlet. Mereka juga memastikan atlet tidak kekurangan dan hidup layak selama masa latihan.

"Yang pertama harus dijaga adalah prestasi atlet supaya maksimal, gizi dipelihara, saya sudah meminta kepada Kemenpora untuk mengevaluasi dan memperhatikan apa yang mereka butuhkan," tuturnya.

Ia menilai, kedatangannya untuk membangkitkan prestasi para atlet bukan tanggung jawab Kemenpora semata. Pihak terkait juga harus jemput bola dan pro aktif supaya Asian Games tidak hanya hanya sukses penyelenggaraan, tetapi juga infrastruktur dan prestasi.

Persiapan infrastruktur di Jakabaring dan persiapan di Gelora Bung Karno pun mendekati 100 persen. Puan memastikan H-100 venue Asian Games sudah selesai.

"Sekarang ini tinggal prestasi yang harus dijaga," ucapnya.

Indonesia pernah menjadi tuan rumah Asian Games pada 1962. Tahun ini untuk kedua kalinya Indonesia dipercaya kembali menjadi tuan rumah.

 

Bangun Karakter Kebangsaan dan Nasionalisme

Puan Maharani dan Wakapolri
Menko PMK Puan Maharani dan Wakapolri Komjen Syafruddin menyambangi atlet Asian Games yang menjalani Pelatnas di Yogyakarta. (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Puan Maharani juga berencana mengumpulkan atlet Pelatnas tanpa mengganggu jadwal latihan mereka. Batujajar diperkirakan menjadi lokasi pertemuan.

"Kami akan memberi semangat karakter kebangsaan sebelum mereka bertanding di Asian Games," kata Puan.

Ia berpendapat hal ini perlu dilakukan supaya atlet tidak merasa individualis karena mereka berjuang untuk Indonesia dalam Asian Games. Lewat pelatihan bersama di Batujajar, para atlet akan disamakan visi dan misinya.

Terkait prediksi dan target perolehan medali atau prestasi di Asian Games, Puan menyampaikan hasilnya baru bisa diberikan seusai Pelatnas.

"Nanti setelah Pelatnas kami baru mengevaluasi kekuatan Indonesia di Asian Games," ucapnya.

 

Dua Pesan Wakapolri

Puan Maharani dan Wakapolri
Menko PMK Puan Maharani dan Wakapolri Komjen Syafruddin menyambangi atlet Asian Games yang menjalani Pelatnas di Yogyakarta. (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Syafruddin berpesan kepada para atlet untuk mempersembahkan prestasi yang maksimal, yakni medali emas. Ia berpendapat ada hal yang didapat ketika berhasil meraih medali emas.

Pertama, kebanggaan dan martabat bangsa. Kedua, atlet mendapat bonus.

"Bonus jadi prioritas nomor dua, jangan nomor satu," ujar Syafruddin.

Ia juga meminta atlet dan pelatih untuk menyatukan pikiran, perasaan, dan jangan sampai ada gap. Ketika semua menyatu, maka tidak ada yang terasa berat, baik saat latihan maupun pertandingan.

"Kalau ini dijaga terus, atlet bisa menjadi juara," tutur Syafruddin.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya