Defia Rosmaniar Ungkap Momen Berat Sebelum Sabet Emas Asian Games 2018

Defia Rosmaniar mengungkapkan momen terbesar sebelum meraih medali emas Asian Games 2018.

oleh Nurfahmi Budi diperbarui 20 Agu 2018, 20:30 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2018, 20:30 WIB
Taekwondo : Defia Rosmaniar
Atlet taekwondo Indonesia, Defia Rosmaniar, tampak haru saat penerimaan medali pada Asian Games 2018 di JCC, Jakarta, Minggu (19/8/2018). Defia menang dengan skor 8.690-8.470 atas wakil Iran Salahshouri Marjan. (Bola.com/Peksi Cahyo)

Jakarta - Penyumbang medali emas pertama bagi kontingen Indonesia pada Asian Games 2018, Defia Rosmaniar mengungkapkan momen terberat selama masa persiapan. Ia mengaku, pemusatan latihan di Korea Selatan (Korsel) memberi ujian luar biasa.

Pada pertandingan final cabang taekwondo nomor poomsae tunggal putri, di Jakarta Convention Centre (JCC), kemarin, Defia berada di peringkat teratas. Ia unggul atas jagoan Iran, Marjan Salahshouri. Defia mengumpulkan 8,690 poin, berbanding 8,470 poin milik Salahshouri.

Baca Juga

  • Defia Rosmaniar Disorot 4 Media Asing usai Raih Emas Perdana untuk Indonesia di Asian Games 2018
  • Asian Games 2018: Defia Buka Keran Emas, Lindswell Diharapkan Naik Podium
  • 7 Gaya Keren dan Lucu Defia Rosmaniar di Luar Arena Taekwondo

Hasil tersebut membuat Defia mencetak sejarah, yakni membuat Indonesia tercatat sudah memiliki 10 cabang peraih emas di pentas Asian Games. Sebelumnya, ada 9 cabang yang sudah merasakan kejayaan, yakni atletik, tinju, balap sepeda, karate, perahu naga, layar, bowling, wushu dan menyelam.

Bagi Defia, emas di nomor poomsae tunggal putri menjadi kado dari kerja keras dan pengorbanan yang telah dilakukan sepanjang masa persiapan. Bagaimana tidak, ia pernah merasakan periode tak mengenakkan akibat tekanan yang luar biasa.

Selain itu, masa terberat sebelum mampu meraih emas adalah di Korea Selatan (Korsel). Yup, di negeri yang terkenal dengan seni K-Pop tersebut, Defia pernah menghabiskan hari-harinya dengan latihan rutin.

Jauh dari keluarga dengan waktu yang cukup lama, yakni total dari Maret sampai Juli 2018, memberi ujian berat. "Tak bersama keluarga dalam jangka waktu yang lama memberi beban tersendiri. Itu yang saya rasakan, dan mungkin seluruh atlet taekwondo yang melakukan pemusatan latihan di Korsel," ungkap Defia.

Selama penggodokan terpusat, para atlet taekwondo Indonesia memang 'berguru' ke Korsel. Saat itu, pelatnas taekwondo memberangkan 9 atlet dari nomor Poomsae, berlatih di Gachon University, mulai 15 Maret 2018.

Kini, seluruh perjuangan berat yang dilakoni Defia berbuah manis. Satu keping emas dari perempuan tangguh berusia 23 tahun tersebut membuat Indonesia bangga. Setidaknya, tuan rumah berhasil mendapat satu emas pada hari pertama Asian Games 2018.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya