Persembahan Atlet Pencak Silat Yola dan Hendy untuk Masyarakat Lombok

Atlet Pencak Silat Yola dan Hendy mempersembahkan medali emas Asian Games 2018 yang diraihnya untuk masyarakat Lombok.

oleh Gilar Ramdhani pada 13 Sep 2018, 18:45 WIB
Diperbarui 15 Sep 2018, 18:13 WIB
Persembahan Atlet Pencak Silat Yola dan Hendy untuk Masyarakat Lombok
Atlet Pencak Silat Yola dan Hendy mempersembahkan medali Emas Asian Games 2018 yang diraihnya untuk masyarakat Lombok.

Liputan6.com, Jakarta Rentetan bencana alam gempa bumi yang menimpa kawasan lombok dan masyarakatnya beberapa waktu lalu membuat para atlet nasional Indonesia turut prihatin dan berduka, termasuk atlet pencak silat Yola Primadona Jampil dan Hendy.

Berhasil meraih medali emas Asian Games 2018 dari nomor seni ganda putra, Yola dan Hendy kompak mempersembahkan kemenangan untuk masyarakat lombak yang tengah berduka. Salah satu bentuk keprihatinan, diwujudkan dengan penggunaan tali hitam di tangan sebelah kiri.

"Kita dedikasikan medali emas ini untuk warga di Lombok. Kita mengenakan tali hitam untuk Lombok, ini hadiah untuk kalian, tetap semangat menjalani hidup dan berjuang," kata Yola saat diwawancarai stasiun televisi Indosiar setelah seremoni penyerahan medali, Senin (27/8/2018).

Selain secara khusus untuk masyarakat Lombok, medali emas juga dipersembahkan untuk seluruh penggemar pencak silat dan masyarakat Indonesia.

Yola Primadona dan Hendy memperlihatkan gerakan yang cepat serta memukau, saat tampil pada nomor seni ganda putra pencak silat Asian Games 2018. Penampilan apik itu membuat mereka berhasil menyabet medali emas dengan total poin 580.

Yola dan Hendy unggul jauh dari pasangan Vietnam yang meraih 562 poin dan berhak atas medali perak, serta atlet Malaysia yang meraih medali perunggu dengan 560 poin. Salah satu, kunci keberhasilan Yola dan Hendy adalah keberanian untuk menggunakan gerakan baru di Asian Games 2018.

 

Yola Primadona dan Hendy
Pesilat Indonesia Yolla Primadona Jumpil dan Hendy beraksi dalam nomor seni ganda putra Asian Games 2018 di Padepokan Pencak Silat, TMII, Jakarta, Senin (27/8). Tim silat Indonesia meraih medali emas dengan skor 580. (Merdeka.com/Arie Basuki)

"Setelah tampil di SEA Games 2017, kami benar-benar membuat persiapan dengan berpikir kalau menggunakan gerakan lama nanti kurang wah. Kami pun berpikir untuk mengganti gerakan. Dengan bantuan pelatih, kami membuat gerakan baru dan hasilnya bisa kita semua saksikan sendiri tadi," ujar Hendy.

Keputusan mengganti gerakan pun diakui Yola Primadona sebagai bentuk peningkatan kualitas, mengingat semua lawan yang dihadapi sudah pernah dijumpai pada kejuaraan sebelumnya.

"Untuk nomor ganda putra ini, semua lawan di sini pernah kami temui sebelumnya, seperti di kejuaraan dunia, di SEA Games. Ketika pencak silat tampil di Asian Games mereka pun mencoba meningkatkan level mereka. Kami pun harus menaikkan level kami," ujar Yola.

"Jadi permainan kami di kejuaraan dunia dan SEA Games kami rombak. Alhamdullilah kami bisa memenuhi ekspektasi yang tinggi dengan meraih emas," lanjutnya.

Medali emas Asian Games 2018 ini menjadi hasil luar biasa bagi keduanya yang berlatih mati-matian dengan gerakan baru setelah Ramadan 2018. Bahkan keduanya mengaku ada banyak luka, karena bantingan dan sabetan senjata yang mereka alami selama berlatih untuk meraih emas di Asian Games 2018.

Atas kerja keras dan kepedulian Yola dan Hendy, rasanya sangat pantas menyebut mereka sebagai bagian dari "Kontingen Kebaikan", sebuah kampanye dari AQUA dalam rangka menyambut gelaran Asian Games 2018.Selengkapnya mengenai AQUA dan #KontingenKebaikan kungjungi link berikut ini.

 

(Adv)

 

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya