Liputan6.com, Jakarta - Kisah inspiratif datang dari seorang Iberamsyah, atlet renang Indonesia di Asian Para Games 2018. Selama 44 tahun hidupnya, pria asal Banjarmasin itu tak mau menyerah dengan keterbatasannya.
Iberamsyah terlahir sempurna, tanpa memiliki kondisi fisik yang cacat. Namun pada 1990-an, dia divonis dokter terkena katarak. Saat itu, dia masih bekerja sebagai pembersih kolam renang.
Advertisement
Baca Juga
"Dokter mengatakan saya harus dioperasi, tapi tidak ada biaya. Tahun 2000, akhirnya saya kehilangan penglihatan," ucap Iberamsyah.
"Kata dokter mungkin penyebabnya zat kimia, kaporit. Dulu kan saya membersihkan kolam renang,"Â dia menambahkan.
Tentunya, kehilangan penglihatan membuat Iberamsyah depresi. Namun, dia tak mau berlama-lama tenggelam dalam keterpurukan.
Dewi fortuna menghampirinya, ketika diajak menjadi atlet renang. Kejuaraan demi kejuaraan diikutinya, hingga mendapat kesempatan tampil di Asian Para Games.
Tak Kecewa
Sayangnya, dia gagal di Asian Para Games 2018. Pada Senin (8/10/2018) di Stadion Akuatik, dia finis di posisi buncit dengan catatan waktu 1 menit 15,57 detik.
"Rasanya tidak ada yang susah, hanya lawan lebih baik dari saya. Tidak kecewa dengan kekalahan ini, tetap semangat," ucapnya.
Menjadi atlet renang tunanetra, Iberamsyah menceritakan kesulitan yang dia alami. Dia sering terbentur dinding kolam dan tak mengetahui keberadaan lawan.
"Kendala ada, misalnya mengenai tali lintasan. Memastikan untuk lurus, menghindari tali, bila kena sedikit yang kanan, maka ke kiri. Untuk mengetahui lawan, saya mengandalkan pendengaran saja," ujar Iberamsyah.
 Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement