Nilai Penjualan Bank Mutiara akan Keluar Mei 2014

Liputan6.com, Jakarta Manajemen Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyatakan, nilai saham Bank Mutiara yang ditawarkan LPS baru disampaikan pada Mei 2014.

"Laporan audit pada Maret 2014 paling keluar dua minggu lagi, jadi paling Mei baru keluar nanti nilainya," ujar Ketua LPS, Kartika Wirjoatmojo, Kamis (3/4/2014).

Sementara itu, Kepala Tim Penjualan Bank Mutiara, Poltak L Tobing mengaku, setelah proses evaluasi diumumkan lalu masuk ke tahapan berikutnya yaitu short listed bidder.

"Jadi intinya calon-calon investor masuk ke tahapan berikutnya, kemudian nanti kami siapkan room dengan calon investor yang sudah lulus tadi, dan akan adakan due dilligence," ujar Poltak.

Setelah proses itu lalu akan dilakukan final penawaran dan kemudian dilakukan penilaian kembali untuk menentukan siapa pemenangnya. Selanjutnya, pemenang sudah dipilih oleh LPS sebagai pemegang saham Bank Mutiara, dan akan melaporkannya ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Selain itu, LPS juga memperpanjang batas penawaran Bank Mutiara hingga 22 April 2014 dengan batas penyerahan dokumen pada 29 April 2014 dari sebelumnya 4 April 2014 dengan penyerahan dokumen pada 10 April 2014.

"Proses ini untuk membuka seluas-luasnya kepada seluruh kalangan investor untuk masuk semakin banyak," tutur Kartika.

Saat ini sudah ada tujuh investor yang menyatakan minat untuk membeli Bank Mutiara yang dulunya bernama Bank Century ini.

Dari ketujuh investor tersebut mayoritas didominasi oleh bank asing dan belum ada keminatan bank lokal untuk memiliki Bank Mutiara. Diharapkan nantinya dengan pengunduran batas penawaran tersebut akan mendapatkan investor dari bank lokal, secara spesifik adalah Bank BUMN.

Sebelumnya diberitakan LPS menargetkan proses penjualan PT Bank Mutiara Tbk mulai dilaksanakan pada kuartal I 2014.
Adapun batas penjualan Bank Mutiara berakhir pada 21 November 2014. LPS telah menyuntikkan dana mencaapi Rp 7,95 triliun sejak penyelamatan eks bank yang dulu bernama Bank Century. Dana itu meliputi Rp 6,7 triliun pada tahap pertama dan Rp 1,25 triliun penyertaan terbaru.