Tersengat Krisis Ukraina, Rusia Waspadai Investasi AS dan Eropa

Pelemahan ekonomi akibat krisis di Ukraina membuat Rusia lebih mewaspadai investasi yang datang dari Amerika Serikat (AS) dan Eropa

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 17 Apr 2014, 12:13 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2014, 12:13 WIB
Ancaman Serangan Rusia, Militer Ukraina Siaga Penuh
Militer Ukraina dalam status siaga penuh.

Liputan6.com, Moskow Pelemahan ekonomi akibat krisis di Ukraina membuat pemerintah Rusia lebih mewaspadai investasi yang datang dari Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Menteri perekonomian Rusia Alexei Ulyukayev mengatakan, dampak meningkatnya ketegangan Ukraina memang membuat banyak dana asing ke luar dari negaranya.

Seperti dikutip dari CNBC, Kamis (17/4/2014), dia juga menjelaskan, Rusia seharusnya mengalokasikan lebih banyak kekayaan minyaknya untuk membangun infrastruktur di dalam negeri. Pemerintah Rusia juga diminta untuk lebih waspada terhadap serangkaian investasi yang berdenominasi euro dan dolar.

Sejauh ini, Uni Eropa dan AS telah memberlakukan larangan pengeluaran visa dan pembekuan aset pada beberapa penduduk Rusia. Saat ini, Uni Eropa dan AS juga tengah mempertimbangkan sanksi yang lebih berat menyusul memanaskan ketegangan internasional di kawasan timur Ukraina.

Ulyukayev mengungkapkan pada dewan parlemen Rusia, produksi nasionalnya merosot 0,5% dibandingkan kuartal-IV 2013. Meski demikian, dia mengakui, produksinya masih mengalami pertumbuhan 0,8% dari tahun ke tahun.

Dia mengatakan, penurunan tersebut mencerminkan pengurangan investasi modal yang cukup signifikan. Dalam kuartal pertama tahun ini, dana asing yang ditarik keluar berjumlah 4,7%.

Sementara itu, tingkat konsumsi masih kuat dengan penjualan ritel yang tercatat tumbuh 3,2% pada kuartal pertama. Meski demikian, dia meragukan penguatan tersebut akan berlanjut karena hanya mencerminkan peningkatan pembayaran satu sektor saja.

Ulyukayev menerangkan, Rusia seharusnya menghabiskan dana yang lebih besar dari US$ 87 miliar National Welfare Fund yang dimilikinya, untuk projek infrastruktur. Kenyataannya, sekarang dana tersebut lebih banyak digunakan untuk berinvestasi pada sekuritas barat.

"Kami seharusnya lebih hati-hati untuk berinvestasi di sejumlah sekuritas berdenominasi dolar AS dan euro. Akan lebih baik jika menginvestasikannya pada proyek infrastruktur Rusia," tuturnya.

Dia juga mengajukan anggaaran pengeluaran tambahan yang berkurang karena pelemahan rubel sekitar 900 miliar rubel tahun ini. Dia mengatakan, butuh perlindungan pemerintah untuk menggunakan dana tersebut.

Beberapa pengajuannya bertentangan dengan permintaan Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov. Dia menolak merevisi peraturan fiskal yang membatasi jumlah peminjaman dan pengeluaran negara.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya