Kembangkan Anak Usaha, Merpati Bisa Belajar dari Reindo

Menteri BUMN Dahlan Iskan menilai, PT Reasuransi Internasional Indonesia dapat menjadi contoh bagi Merpati untuk memperbaiki kinerjanya.

oleh Septian Deny diperbarui 17 Apr 2014, 15:46 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2014, 15:46 WIB
[FOTO] Gara-gara Ini, Dahlan Iskan Menangis
Dahlan Iskan pun sampai menangis ketika menyaksikan film berjudul "Sepatu Dahlan" besutan sutradara Benni Setiawan (Liputan6.com/Panji Diksana)

Liputan6.com, Jakarta - PT Reasuransi Internasional Indonesia (Reindo) mencatatkan pertumbuhan laba yang baik tiap tahun. Padahal perusahaan ini merupakan anak perusahaan BUMN, PT Reasuransi Umum Indonesia (RUI) yang terlilit hutang kepada pemerintah.

"Saya berikan penghargaan kepada Reindo karena kinerja yang baik. Laba mereka mencapai target, dan tahun depan diharapkan bisa lebih besar lagi," ujar Menteri BUMN Dahlan Iskan di Kantor Reindo, Salemba, Jakarta Pusat, Kamis (17/4/2014).

Dia mengatakan, dengan kinerja yang baik ini, Reindo juga diharapkan mampu berbicara di sektor reasuransi di kawasan regional dengan menargetkan pangsa pasar reasuransi ke negara-negara ASEAN seperti Thailand dan Malaysia.

"Mereka juga punya keinginan bermain di tingkat ASEAN makanya butuh dukungan, ini kita dukung penuh. Tapi tahun ini mulai belajar dulu ke Thailand dan Malaysia, kecil-kecilan dulu sekalian jelang MEA 2015. Tahun ini diharapkan bisa melangkah di negara-negara ASEAN dulu," lanjutnya.

Selain itu, menurut Dahlan, Reindo juga memiliki keinginan untuk segera melunasi hutang perusahaan induknya kepada pemerintah. "Kalau itu mau dilakukan maka harus disampaikan ke Kementerian Keuangan. Tapi saya minta pikirkan baik-baik dulu," kata Dahlan.

Dia menjelaskan, dulu perusahaan induknya yaitu PT RUI mengalami kesulitan yang luar biasa sehingga punya utang yang cukup besar ke pemerintah sehingga dianggap perlu untuk dibentuk anak perusahaan yang lebih sehat, bersih dan tidak mempunyai tanggungan hutang.

"Kalau mau mengembalikan utang sudah mampu, tinggal masalah prosedur, apakah mau memperbesar dulu atau bayar utang ke negara," jelasnya.

Hal seperti ini, lanjut Dahlan, seharusnya bisa dilakukan pada maskapai BUMN Merpati Airlines yang tengah dibekukan sementara juga akibat terlilit hutang.


"Ini sudah dibuktikan oleh Reindo. Jadi nanti anak perusahan Merpati bisa bekerjasama dengan pihak lain dengan manjemen yang efisien, pola ini sebenarnya yang mau dilakukan. Merpati harus belajar dari Reindo," tegas Dahlan

Sementara itu, Direktur Utama PT Reindo Didiet S Pamungkas menyatakan, laba yang didapatkan perusahaan tiap tahunnya memang mengalami peningkatan. Pada 2012, perusahaan mendapatkan laba sebesar Rp 100 miliar. Kemudian pada 2013 meningkat menjadi Rp 107 miliar. Sedang kan laba ditargetkan mencapai Rp 141 miliar pada 2014 atau tumbuh sebesar 40%.

Sedangkan untuk besaran premi asuransi pada tahun lalu sebesar Rp 1,4 triliun, dan pada tahun ini ditargetkan mencapai Rp 2 triliun. "Kami yakin karena melihat potensi pasar memang besar, sedangkan yang kita ambil saat ini baru sedikit," tutur Didiet.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya