Subsidi BBM Dicabut, Pengusaha SPBU Minta Untung Ditambah

Jika subsidi ditiadakan maka harga BBM bersubsidi akan lebih mahal.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 03 Mei 2014, 11:44 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2014, 11:44 WIB
SPBU
SPBU (ANTARA Foto)

Liputan6.com, Jakarta - Para pengusaha Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang tergabung dalam Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas)  meminta pemerintah tambah keuntungannya, jika ide Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk menghapus subsidi bahan bakar minyak (BBM) diberlakukan.

Menurut Ketua DPD III Hiswana Migas wilayah DKI Jakarta, Jabar-Banten,  Juan Tarigan, pihaknya siap melaksanakan apapun keputusan pemerintah terkait kebijakan subsidi BBM.

"Tapi Margin yang diberikan kami harus ditambah. Ini membutuhkan perhatian regulator dan permerintah," kata  Juan saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Sabtu (2/5/2014)

Pasalnya,  jika BBM bersubsidi ditiadakan maka harga BBM akan lebih mahal sehingga membutuhkan modal yang lebih tinggi, karena itu perlu dinaikan keuntungannya.

"Menambah modal, kalau kami menebus Rp 100 juta per 16 ribu kiloliter, dengan harga Rp 6.500 (premium) karena dihapus kami harus menambah modal lagi," paparnya.

Gubernur DKI Jakarta  Joko Widodo memilih menghapus subsidi BBM secara bertahap dalam kurun waktu waktu empat tahun.

"Saya kira empat tahun, subsidi BBM tadi empat tahun tapi berjenjang. Berkurang, berkurang lalu hilang,"  pungkasnya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya