Liputan6.com, Jakarta - Penurunan jumlah industri sigaret kretek tangan (SKT) akibat kalah bersaing dengan industri sigaret kretek mesin (SKM) mendapatkan perhatian dari pemerintah.
Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung mengakui pemerintah berkewajiban untuk mengurus masalah ini karena industri rokok menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar sehingga banyak yang bergantung pada kelangsungan industri tersebut.
"Pemerintah berkewajiban turun tangan dalam permasalaham ini karena jumlah pekerjanya banyak," ujarnya di Jakarta seperti dikutip Jumat (13/6/2014).
Dia mengatakan, jika dilihat dari sisi petani tembakau saja, telah melibatkan kurang lebih 6,1 juta orang. Sebesar 50% berada di wilayah Jawa Timur dan Madura, 20% di Jawa tengah dan 20% di Nusa Tenggara.
"Saya minggu lalu menemani presiden bertemu dengan para petani tembakau SKT. Memang benar, kalau ada partai politik berkonsentrasi mengurus ini, itu sudah benar, karena targetnya besar," lanjutnya.
Pria yang akrab disapa CT ini mengungkapkan bahwa dalam 5 tahun terakhir jumlah pabrik SKT turun drastis. Jika pada 5 tahun lalu jumlah sekitar 3.000 pabrik, namun saat ini hanya tersisa sekitar 800 pabrik saja.
Salah satu penyebab karena menurunnya pangsa pasar SKT imbas perubahan gaya hidup di mana rokok jenis SKT ini dianggap rokok untuk orang tua dan konsumen muda lebih cendrung memilih rokok SKM.
"Karena SKT itu dianggapnya untuk orang tua, yang sudah sepuh. Anak muda jaman sekarang yang merokok mau yang SKM dan makin lama ukuran rokoknya makin kecil. Jadi sekarang life style-nya rokok itu yang ukurannya kecil. Ini yang menjadi masalah," jelasnya.
Selain itu, ada juga masalah besaran cukai yang dikenakan pada SKT tidak sesuai dengan kemampuan produsen. Dalam hal ini, CT menyatakan akan berkoordinasi dengan kementerian dan pihak terkait untuk mencari jalan keluar seperti pemberian insentif sehingga industri SKT bisa bertahan.
"Masalah cukai juga tidak berpihak pada produsen. Kita akan koordinasikan agar bagaimana dapat diberikan insentif. Tapi ini (insentif) bukan hanya industri ini saja, tapi juga untuk yang mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, untuk investor yang mau investasi di luar Jawa dan juga investasi yang jadi pionir," tandas dia. (Dny/Nrm)
Pemerintah Siap Beri Insentif Industri Sigaret Kretek Tangan
Pemerintah berkewajiban untuk mengurus masalah ini karena industri rokok menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar.
diperbarui 13 Jun 2014, 08:43 WIBDiterbitkan 13 Jun 2014, 08:43 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Hari Paling Beruntung Bagi Masing-Masing Zodiak di Tahun 2025, Bagian II
PPN 12 Persen untuk Barang Mewah, DPR: Pemerintah Dengar Aspirasi Rakyat
Kebakaran Stasiun Kereta di Bulgaria Tewaskan 4 Tunawisma, Polisi Tangkap 2 Orang Mencurigakan
Apa itu Teks Deskripsi: Pengertian, Ciri, Struktur, dan Contoh Lengkap
Pemkot Bandung Sebut Bakal Fokus pada 3 Isu Prioritas pada 2025: Pendidikan, Transportasi, dan Air
Apple TV Plus Gratiskan Akses di Awal Tahun Baru, Catat Tanggalnya
Prediksi Liga Inggris Brentford vs Arsenal: Ujian Tanpa Bukayo Saka
Zhao Wei Umumkan Perceraian di Tengah Kontroversi Keuangan Mantan Suaminya
Diduga Akibat Petasan, Atap Kantor Lurah dan Rumah di Jakut Terbakar
Harga BBM di SPBU BP AKR Hari Ini 1 Januari 2025, Naik Semua!
Arti Mimpi Rumah Kebakaran dalam Islam: Tafsir dan Maknanya
Arti Mimpi Dikasih Gelang Emas Menurut Islam: Tafsir dan Maknanya