Pemerintah Akui Sulit Jaga Produk Lokal Saat Perdagangan Bebas

Menko Perekonomian, Chairul Tanjung mengimbau, investor dalam negeri harus siap berkompetisi pada era perdagangan bebas.

oleh Septian Deny diperbarui 07 Jul 2014, 21:45 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2014, 21:45 WIB
Chairul Tanjung
(Foto: Ilyas Istianur/ Liputan6.com

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Chairul Tanjung menyatakan, pada era perdagangan bebas saat ini, semakin banyak tantangan yang harus dihadapi oleh produk-produk dalam negeri. Terlebih lagi, pemerintah tidak bisa lagi melakukan pembatasan secara maksimal terhadap masuknya produk luar negeri.

"Ini harus dimengerti bahwa dalam era perdagangan bebas sekarang, kita tidak punya kemampuan untuk membatasi namanya barang masuk impor," ujar Chairul usai menghadiri acara buka puasa bersama di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Senin (7/7/2014).

Menurut Chairul, pada era tersebut yang bisa dilakukan pemerintah hanya dengan pemberian bea masuk. Namun  pembatasan yang sifatnya non tarif itu relatif tidak bisa dilakukan.

"Yang bisa hanya memberikan bea masuk, nah bea masuk pun ada aturannya. Untuk komoditas-komoditas tertentu, misalnya di pasar ASEAN. Itu malah hampir boleh dikatakan hampir nol persen. Oleh karenanya yang harus dilakukan adalah kesiapan dari dalam negerinya sendiri," lanjutnya.

Chairul menyatakan, produk-produk dalam negeri tersebut bukan hanya harus mampu berkompetisi dengan sesama produk dalam negeri tetapi juga harus bisa berkompetisi dengan produk dari luar negeri.

"Oleh karenanya inevestor dalam negerinya harus siap berkompetisi. Karena aturannya begitu, karena kalau begitu nanti kita akan dikenakan juga dengan negara lain dengan perlakuan yang sama. Jadi nggak boleh. Jadi kalau saya lebih condong itu adalah memperkuat industri dalam negerinya.Nggak mungkin juga kita melakukan pembatasan yang berlebihan. Marah juga nanti mereka," tandasnya. (Dny/Ahm)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya