Pemerintah Ingin Rusia Jadi Basis Penetrasi CPO RI ke Eropa

Indonesia menjual produk turunan crude palm oil yang harganya sampai tujuh kali lebih murah biaya produksinya dari pesaing di Eropa.

oleh Septian Deny diperbarui 21 Jul 2014, 11:17 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2014, 11:17 WIB
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhamad Lutfi
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhamad Lutfi (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Pembangunan Ekonomi Rusia A.V. Ulykaev di sela-sela Pertemuan Tingkat Menteri Perdagangan Kelompok 20 Ekonomi Terbesar Dunia (G20) di Sydney, Australia.

Pada pertemuan tersebut, kedua belah pihak membahas beberapa hal terkait pedagangan kedua negara dan peluang pasar khususnya untuk produk turunan dari Crude Palm Oil (CPO) Indonesia di Rusia, prospek perdagangan gandum dan tepung terigu Rusia ke Indonesia, serta rencana maskapai Indonesia untuk membeli atau menyewa Sukhoi Superjet 100 dari Rusia.

Lutfi menjelaskan, CPO sebagai salah satu produk unggulan Indonesia menjadi topik utama yang diperbincangkan dalam diskusi bilateral itu, dengan harapan dapat menjadikan Rusia sebagai basis penetrasi pasar Eropa maupun domestik Rusia sendiri.

"Kami menjual produk turunan CPO yang harganya sampai tujuh kali lebih murah biaya produksinya dibandingkan dengan produk pesaing di Eropa," ujar Lutfi dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Senin (21/7/2014).

Guna merancang kerja sama yang lebih konkret dan rinci, Lutfi bersepakat dan Menteri Ekonomi Rusia untuk kembali bertemu di sela-sela Pertemuan Tingkat Menteri Ekonomi ASEAN (AEM) di Myanmar, Agustus 2014.

"Kita bisa bertemu lagi di Myanmar untuk membahas isu ini secara lebih rinci. Kami berencana membawa kalangan usaha masing-masing agar pembahasannya lebih konkret dan lengkap," kata Lutfi.

Sementara itu, Menteri Pembangunan Ekonomi Rusia A.V. Ulykaev membahas rencana maskapai Indonesia membeli atau menyewa Sukhoi Superjet 100 Rusia. Penjajakan ini diperlukan guna mengantisipasi kebutuhan Indonesia yang meningkat membuka rute-rute baru.

A.V. Ulykaev juga menjelaskan perkembangan terakhir menyangkut upaya Rusia memasok kebutuhan Indonesia bagi bahan baku gandum dan tepung terigu. Pihak Indonesia diyakini memiliki perusahaan multinasional di bidang produk hilir, khususnya mi siap saji, yang berkepentingan meningkatkan investasi dan mendapatkan diversifikasi pasokan bahan baku. (Dny/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya