Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) menegaskan bitcoin tidak diakui sebagai alat tukar yang sah di negara ini. Kenyataannya, saat ini masih banyak masyarakat di Indonesia yang menjadikan bitcoin sebagai alat tukar.
Indonesia dengan jumlah penduduk yang mencapai 240 juta jiwa saat ini rata-rata menggunakan bitcoin untuk transaksi sekitar US$ 30 ribu hingga US$ 50 ribu per hari.
CEO Bitcoin Indonesia Oscar Darmawan mengungkapkan di Indonesia, bitcoin sebenarnya bisa menjadi salah satu alat tukar alternatif bagi masyarakat yang tidak memiliki kartu kredit terlebih untuk belanja online.
"Kan banyak yang tidak punya kartu kredit makanya mereka pakai bitcoin. Nilainya untuk saat ini 1 bitcoin itu Rp 5,7 juta," katanya di Jakarta, Selasa (9/9/2014).
Oscar menambahkan bitcoin sebenarnya memiliki keunggulan dibandingkan mata uang yang selama ini beredar. Keunggulannya yaitu setiap transaksi dapat dideteksi dan dengan begitu tidak menimbulkan penyalahgunaan.
Ke depan, Oscar berharap BI mampu memberikan kepastian mengenai kepastian bitcoin, apakah akan dinyatakan sah sebagai alat tukar atau dinyakan sebagai barang.
"Jujurnya kita harapkan dari BI, iyaa oke katakan butcoin bukan mata uang, atau bitcoin itu barang, begitu kan fair, seperti di Singapura kan jelas, kalau di sana jelas dianggap barang," jelas Oscar.
Seperti diketahui, di seluruh dunia China menjadi negara yang memiliki jumlah transaksi bitcoin terbesar yang mencapai US$ 2 juta per hari.
Sementara itu pengguna paling aktif adalah di Rusia, dengan transaksi USD 1 juta saban 24 jam. Sedangkan di Indonesia sendiri hanya 0,05 persen dari total transaksi bitcoin di seluruh dunia. (Yas/Nrm)
Â
Advertisement
Â
* Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!