Liputan6.com, Jakarta - Kenaikan harga gas elpiji 12 kg dipastikan akan sangat memukul bisnis para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM).
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Industri (Kadin) DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengatakan, korban dari kenaikan harga elpiji 12 kg adalah pengusaha warung makan.
"Karena itu kan bagian dari bagian dari biaya produksi mereka yang mencapai 10-15 persen," kata dia Jakarta, Kamis (11/9/2014).
Kenaikan gas elpiji akan membawa dampak penurunan omzet usaha pengusaha UKM. Di mana, pengusaha harus menyesuaikan harga jual produk dan ini yang membuat pembelian turun.
Dia mencontohkan, jika pelanggan biasanya membeli beberapa menu makanan seperti tempe, tahu, dan ikan, maka setelah kenaikan harga gas pelanggan hanya membeli satu menu saja.
Kenaikan harga elpiji membuat pelaku UKM terpukul secara beruntun. Pasalnya, pemerintah juga bakal menaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
"Ini yang kami harapkan sebenernya pemerintah timingnya kurang pas. Karena kita lihat ini terlalu beruntun. Apalagi tidak lama lagi pemerintah akan menaikkan yang namanya BBM. Kita pastikan pemerintah Jokowi nanti 1-2 minggu sudah pasti dinaikkan. BBM ini akan memperberat lagi perkembangan dari pada UKM kita," tutur dia.
Maka dari itu, dia mengatakan pemerintah ke depan mesti melakukan evaluasi. Pemerintah mesti mencari waktu yang tepat untuk menaikan gas elpiji.
"Nah ini menurut saya pemerintah ke depan harus mengadakan evaluasi kajian, carilah momen yang pas untuk menaikkan komditi yang bersentuhan langsung dengan dunia usaha," tukas dia. (Amd/Nrm)
Â
*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!
Advertisement