Liputan6.com, Jakarta Pada minggu ini, nilai tukar rupiah tampak kembali terus tertekan setelah lima pekan berturut-turut ditutup melemah. Menurut Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi dan Pembangunan Firmanzah, pelemahan nilai tukar rupiah merupakan gejala global sebagai imbas keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed mengurangi likuiditas global melalui pengurangan stimulus sampai pada akhirnya tercapainya program penghentian stimulus moneter atau yang disebut sebagai Quantitative Easing (QE) III.
Data valuta asing (valas) Bloomberg, Senin (22/9/2014), menunjukkan nilai tukar rupiah melemah 0,1 persen ke level 11.980 per dolar AS pada perdagangan pukul 11:16 waktu Jakarta. Hingga menjelang siang, nilai tukar rupiah masih berkutat di kisaran 11.958-11.993 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah telah melemah 4,6 persen dalam enam bulan terakhir. Angka tersebut membuat rupiah menjadi mata uang berkinerja paling buruk dibandingkan 11 mata uang Asia lainnya.
Nilai tukar dolar AS memang terdorong naik seiring mendekatnya putusan Bank Sentral Amerika untuk meningkatkan suku bunganya pertama kali sejak 2006. Sementara itu, nilai tukar rupiah telah merosot lima pekan berturut-turut di tengah aksi penarikan dana asing dari bursa saham domestik.
Penarikan dana asing tersebut merupakan bentuk antisipasi akan biaya pinjaman AS yang lebih mahal.
"Dalam jangka pendek, beberapa negara berkembang harus lebih memprioritaskan stabilitasi dibandingkan pertumbuhan ekonomi. Anda tak bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi saat tengah bergelut dengan isu ini (kenaikan suku bunga The Fed)," ungkap Menteri Keuangan Chatib Basri ketika menghadiri pertemuan negara-negara G20 di Cairns, Australia.
Dia menjelaskan, di tengah aksi penyesuaian negara-negara berkembang terhadap perubahan kebijakan Bank Sentral Amerika, kontribusinya pada ekspansi global pasti melemah.
Sementara itu, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) justru menunjukkan nilai tukar rupiah menguat tipis ke level 11.972 per dolar AS dibandingkan perdagagan sebelumnya. (Sis/Gdn)
The Fed Jadi Biang Kerok Pelemahan Rupiah Dalam 5 Pekan
Pelemahan nilai tukar rupiah kali ini merupakan gejala global sebagai imbas keputusan Bank Sentral Amerika.
Diperbarui 22 Sep 2014, 12:42 WIBDiterbitkan 22 Sep 2014, 12:42 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
IHSG Sepekan Menguat 3,74%, Simak Daftar Top Gainers dan Top Losers 21-25 April 2025
Singgung Hilirisasi, Gibran: Sekedar Kaya Saja Tidak Cukup
5 Model Gamis Mermaid yang Glamor dan Cocok untuk Acara Spesial
IMDE Gelar Diskusi Film “Harmoni” di Dies Natalis ke-27
Paus Fransiskus Ingin Makam Sederhana, Biaya Pemakaman Ditanggung Seorang Dermawan
Serangan Bom Mobil Tewaskan Jenderal Rusia, Kremlin Sebut Ukraina Bertanggung Jawab
VIDEO: Nggak Cuma Love Language, Kenali Juga Stress Language Kamu!
Gaji Rp 14 Juta Boleh Beli Rumah Subsidi, Simak Rincian Harga Terkini Rumah Subsidi!
Jadwal MPL ID S15 Hari Ini 26 April 2025: RRQ Hoshi Hadapi Dewa United, Evos Glory vs Bigetron Esports!
Top 3 Berita Bola: Manchester United Dapat Angin Segar Jelang Tantang Athletic Bilbao di Semifinal Liga Europa
Alasan Emotional Oranges Gandeng Jaehyun NCT di Lagu Barunya
Merawat Kecantikan Bikin Lyodra Ginting Tambah Percaya Diri, Akui Suka Pakai Body Lotion yang Wangi