Jokowi Harus Pilih Menteri ESDM yang Realistis

Menteri ESDM harus bisa mengatur antara pemenuhan dan kebutuhan energi, agar energi yang disalurkan sesuai dengan kebutuhan.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 08 Okt 2014, 18:47 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2014, 18:47 WIB
2016, Krisis Listrik Ancam Jawa-Bali
Pertambahan kebutuhan listrik di pulau Jawa yang cukup pesat, tidak dapat diimbangi pembangunan infrastruktur pembangkit oleh PLN. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) yang akan dipilih oleh Presiden terpilih Joko Widodo harus realistis menghadapi sumber energi yang dimiliki Indonesia.

Ketua Umum Ikatan Ahli GeoIogi Indonesia (IAGI) Rovicky Dwi Putrohari mengatakan,  cadangan energi yang dimiliki Indonesia saat ini sangat sedikit.

Ia mencontohkan, gas hanya 2,5 persen dari cadangan dunia, batubara hanya 1,2 persen dari cadangan dunia, sedangkan minyak bumi hanya 0,5 persen dari cadangan dunia.

"Dalam mengelola sumber daya alam, pemerintah baru harus berpijak atas dasar realitas itu," kata Rovicky, dalam sebuah diskusi di Kawasan Bisnis Sudirman, Jakarta, Rabu (8/10/2014).

Rovicky mengungkapkan, seluruh cadangan tersebut harus dimanfaatkan untuk kepentingan dalam negeri guna meningkatkan daya saing dan keunggulan komparatif.

" Permanfaatan sumber daya alam digeser dari sekedar komoditas, menjadi economic booster (penggerak ekonomi)," ungkapnya.

Selain itu, Menteri ESDM juga harus bisa mengatur antara pemenuhan dan kebutuhan energi, agar energi yang disalurkan sesuai dengan kebutuhan.

"Dimana kita lihat sendiri adanya hasil Bontang 11 kargo tidak bisa terserap dalam negeri akhirnya penyedian dan pemanfaatan tidak singkron," pungkasnya. (Pew/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya