Digadang Jadi Menpera, Mantan Bos Ancol Anggap Tugas Berat

Menjadi menpera merupakan tugas berat karena backlog perumahan di Indonesia mencapai ribuan unit per tahun.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 21 Okt 2014, 11:47 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2014, 11:47 WIB
Pembangunan Perumahan
Ilustrasi (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) segera akan mengumumkan susunan menteri kabinet yang akan membantunya menjalankan pemerintahan selama lima tahun ke depan. Salah satu kandidat kuat dicalonkan menjadi Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) adalah mantan Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Budi Karya Sumadi.

Kepada Liputan6.com, Budi mengaku bahwa ia mendengar namanya masuk dalam bursa menteri. Namun memang, sampai saat ini dirinya belum pernah berkomunikasi dengan tim transisi Jokowi-Jusuf Kalla.

"Tidak ada sama sekali (komunikasi dengan tim transisi). Kalau memang dibilang jadi menteri, Amin saja," ungkap dia saat dihubungi di Jakarta, Selasa (21/10/2014).

Saat ini, Budi Karya menjabat Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro). Dirinya hanya membuka suara nada tertawa ketika ditanyakan mengenai kesiapannya bila Presiden ke-7 itu memberikan amanah jabatan Menpera.

"Hehe, Insha Allah, Amin," ucapnya singkat.

Dia menilai, menjadi Menpera di situasi sekarang ini terasa berat. Pasalnya Indonesia masih mengalami backlog alias kekurangan pasokan rumah, hingga ribuan unit per tahun.

Namun terpenting bagi dirinya saat ini adalah bekerja. Sebagai pengusaha yang bergerak di bidang properti, Budi mempunyai prinsip memanusiakan manusia.

"Sekarang saya kerja, kerja dan kerja. Kalau ngomong backlog rumah susah dicapai. Memanusiakan manusia secara kuantitatif tercapai tapi secara kualitatif harus menyelesaikan masalah itu. Kita perlu mendapat kepercayaan dari diri sendiri dan manusia," ujarnya.

Lebih jauh target dia dan Jakpro dalam waktu depat menuntaskan normalisasi dan revitalisasi Waduk Pluit. Prosesnya melalui realokasi warga sekitar ke lokasi dan tempat yang layak.

"Saya ingin pindahkan warga Pluit ke Marunda supaya dapat lompatan hidup yang jelas, punya rusunawa dengan ukuran besar, TV, tempat tidur dan ada sekolah. Nah sekarang warga di sebelah Timur Pluit bertanya kapan giliran kami," pungkas Budi. (Fik/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya