Ini Oleh-oleh Jokowi dari KTT APEC

Indonesia bersama China akan bangun pembangkit listrik mulut tambang di Kaltim senilai Rp 180 triliun.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 16 Nov 2014, 09:30 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2014, 09:30 WIB
2016, Krisis Listrik Ancam Jawa-Bali
Krisis listrik ini terjadi lebih cepat karena terlambatnya lima pembangkit berkapasitas total 6.000 megawatt (MW). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Bandung - APEC 2014 di Beijing, Tiongkok menjadi acara pertama Presiden Joko Widodo (Jokowi) di panggung internasional. Dalam acara penting ini, magnet Jokowi mampu menarik komitmen pengusaha Tiongkok untuk berinvestasi di Indonesia.

Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian PPN/Bappenas, Dedy S Priatna yang ikut dalam rombongan Presiden ke APEC membeberkan keberhasilan pemerintah meyakinkan para investor Tiongkok.  

"Saya takjub di sana dari 12 penandatangan perjanjian kerjasama (Memorandum of
Understanding/MoU), satu MoU yang diteken adalah pembangunan pembangkit listrik mulut
tambang di Kalimantan Timur (Kaltim)," papar dia di Bandung, seperti ditulis Minggu (16/11/2014).

Penandatanganan kerjasama itu dilakukan antara PT Adaro Energy Tbk dan Shenhua Energy Co Ltd di depan Presiden Jokowi. Shenhua adalah salah satu perusahaan energi terbesar ketiga di Tiongkok.

Lebih jauh tutur Dedy, Shenhua dan Adaro menyepakati pembangunan pembangkit listrik
mulut tambang di Kaltim berkapasitas 2x300 Megawatt (Mw) dalam jangka pendek. Sementara jangka panjangnya, kata dia, berkapasitas 12 ribu Mw.

"Listriknya akan dialirkan ke Jawa dengan kabel laut sepanjang 280 kilometer (Km). Membangun kabel laut untuk pembangkit listrik kapasitas 12 ribu Mw sangat mungkin, tapi kurang dari itu nggak mungkin," ujarnya.

Dia mengaku, nilai investasi untuk pembangkit listrik 12 ribu Mw sekira US$ 18 miliar atau
setara dengan Rp 180 triliun. Sebab kebutuhan batu bara dalam proyek ini mencapai 37 juta ton per tahun.   

Rencananya, Dedy bilang, pembangunan pembangkit listrik ini akan memakan waktu selama 20 tahun. Kata dia, Shenhua pun belum dapat memastikan kapan akan memulai pembangunan pembangkit listrik mulut tambang kapasitas 2x300 Mw.  

"Saya bilang ke Direktur Utama Adaro, 20 tahun kelamaan. Kenapa nggak buat ini dibangun 5 tahun tapi selesainya 10 tahun untuk 12 ribu Mw. Dijawabnya dia akan memikirkan hal itu jika pemerintah memberikan izin," terang Dedy.

Namun dia berharap agar pembangkit listrik mulut tambang di Kaltim dibangun pada 2019 dan selesai 2020. Hal ini akan diikuti pembangunan kabel listrik bawah laut ke Jawa.

"Jika ini terealisasi akan membangkitkan pusat kegiatan di Kaltim. Ada muatan kota kecil dari Timur ke Barat dan konsep tersebut sangat didukung Pak Menteri PPN/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago," imbuh Dedy. (Fik/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya