Liputan6.com, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebut Indonesia kebanjiran investasi dari Korea Selatan (Korsel) kurang lebih sekira Rp 214 triliun per akhir Januari 2015. Investor asal Negeri Gingseng tersebut memilih menanamkan modal ke beberapa sektor pilihan.
Kepala BKPM, Franky Sibarani mengaku, realisasi investasi Korea Selatan diperkirakan tumbuh membaik pada 2015 dibanding tahun lalu. Peningkatan tersebut, lanjutnya dikarenakan pemahaman sangat baik dari investor Korsel terhadap kondisi ekonomi dan politik di Indonesia.
"Korsel sudah cukup lama investasi di Tanah Air seperti Jepang , jadi sudah mengenal karakter bangsa dan sistem politik di Indonesia," ujar dia di Jakarta, Rabu (11/2/2015).
Advertisement
Franky menyebut, investasi tersebut mengalir ke sektor listrik sebanyak 2 perusahaan, padat karya 3 perusahaan, 3 perusahaan di kemaritiman, substitusi impor ada 6 perusahaan, pertanian 2 perusahaan, hilirisasi tambang 3 perusahaan, dan infrastruktur 3 perusahaan.
"Totalnya US$ 17,1 miliar dari Korsel saja. Sebagian besar memang investasi baru dan berada di luar Jawa," ucap dia. Â
Jika dihitung dengan kurs Rp 12.600 per dolar AS, maka nilai investasi tersebut sekira Rp 214,2 triliun. Franky Sibarani menuturkan, investor Korsel tertarik berinvestasi ke sektor industri padat karya, seperti elektronik, tekstil dan alas kaki. Ini yang menjadi kekuatan investasi Korea Selatan karena mampu menyerap tenaga kerja Indonesia paling sedikit lima ribu sampai 10 ribu orang.
"Makanya kami akan kawal investasi ini untuk lebih meyakinkan dan memberikan dukungan ke Korea, seperti fasilitas one stop service, dan menata pendampingan. Jadi kami menempatkan satu orang officer untuk investor Korea, sehingga kalau ada kesulitan, bisa kontak dia," ujar Franky. (Fik/Ahm)