Liputan6.com, Jakarta - Proyek pembangunan terowongan bawah tanah atau deep tunel hingga saat ini masih belum ada tindaklanjutnya meski sudah direncanakan sejak tiga tahun lalu. Padahal proyek ini diharapkan bisa membantu mengatasi banjir di ibu kota.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Mudjiadi mengatakan, proyek Deep tunel yang digagas oleh Ahli Tata Air dari Universitas Indonesia Firdaus Ali dengan nama multipurpose deep tunel tersebut masih dalam proses pengkajian.
"Keputusannya belum ada, masih dikaji, perlu ketemu tim untuk pembahasannya," ujar Mudjiadi di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Jumat (13/2/2015).
Advertisement
Menurut dia, proyek ini butuh perencanaan yang matang. Hal ini agar terowongan penampung air tersebut bisa bekerja maksimal untuk mengalirkan air.
"Karena tidak hanya desain saja. Harus ada pertimbangan apakah 1 tunel, atau 2 tunel. Apakah bawahnya drainase dan di atasnya pintu tol. Kemudian lokasi masuk keluarnya di mana, ini masih panjang. Supaya air bisa masuk harus ada kolam, pompa seberapa besar, ini masih kajian-kajian," jelas Mudjiadi.
Mudjiadi juga belum bisa memastikan apakah proyek ini layak atau tidak untuk diterapkan di Jakarta.
"Kita belum bisa bicara layak atau tidak sebelum kajian selesai. Karena untuk dinyatakan layak ada 4 parameter, secara ekonomi harus visible, secara teknis available, secara sosial acceptable, dan secara lingkungan suistanable," tandasnya. (Dny/Ahm)