Perumnas Bakal Bangun Rusunami di Dekat Stasiun

Untuk tahap pertama akan dibangun dekat Stasiun Tanjung Barat, Jakarta Selatan, yang kini digunakan sebagai lahan parkir stasiun.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 23 Feb 2015, 20:08 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2015, 20:08 WIB
Perumahan 2
(Foto: Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Perumnas dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) berencana untuk menjalin kerja sama dalam pembangunan perumahan. Dalam kerja sama tersebut, Perumnas akan membangun perumahan di lahan milik KAI yang berada di dekat stasiun. Dalam perkiraan awal, Perumnas akan mematok harga kurang lebih Rp 9 juta per meter.

Direktur Utama Perumnas, Himawan Arief Sugoto mengatakan, perumahan yang akan dibangun oleh Perumnas mengambil model rumah susun sederhana milik (eusunami). Konsep ini telah dikembangkan oleh perushaaan sejak 2012 lalu.

"Konsep rumah susun sederhana milik sudah dirintis lama waktu Pak Ignasius Jonan masih di KAI. Jadi bagaimana menyediakan hunian masyarakat tinggal tanpa kendaraan pribadi," kata Himawan, di kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, Senin (23/2/2015).

Ia melanjutkan, saat ini Perumnas telah menjajaki lima lokasi. Untuk tahap pertama akan dibangun dekat Stasiun Tanjung Barat, Jakarta Selatan, yang kini digunakan sebagai lahan parkir stasiun.

Di lokasi yang luas lahannya mencapai 1 hektare tersebut rencananya akan dibangun dua tower rusunami dengan 16 lantai yang jumlah unitnya mencapai 260 unit. Untuk harganya, Perumnas memperkirakan di kisaran Rp 9 juta per meter. Artinya, rumah dengan tipe 21 harganya di bawah Rp 200 juta.

"Berdasarkan peraturan menteri, daerah Jakarta Selatan kalau tidak salah Rp 9 juta per meter, Sedangkan untuk daerah Jakarta Utara paling tinggi Rp 9,6 juta per meter," tuturnya.

Saat ini, pembangunan rusunami tersebut sedang dalam proses pengurusan izin di yaitu Kementerian Perhubungan selaku pemilik tanah. Ditargetkan, pada kuartal II 2015 peletakan batu pertama sudah bisa dilakukan dan ditargetkan bakal selesai dalam dua tahun ke depan.

"Dalam perjalanannya, masalah lahan rupaya belum bisa dilaksanakan, lahan masih milik Kementerian Perhubungan. Kami tunggu prosesnya sampai sekarang dan diharapkan dengan Pak Jonan di Perhubungan, bisa bantu realisasi secepatnya," pungkasnya. (Pew/Gdn)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya