Liputan6.com, New York - Wakil pimpinan bank sentral Amerika Serikat (AS)/The Federal Reserve, Stanley Fischer mengingatkan investor untuk mengencangkan sabuk pengamannya. Bank sentral AS tetap menaikkan suku bunga sambil melihat perkembangan situasi ekonomi.
Guncangan ekonomi tak terduga mulai dari krisis ekonomi di luar negeri bahkan bisa memaksa kebijakan yang tidak biasa The Fed. Kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga sebelum akhir tahun. Kenaikan berikutnya tidak akan seragam.
Baca Juga
"Sebuah jalan mulus untuk menaikkan tingkat suku bunga hampir pasti tidak akan terwujud karena ekonomi akan menghadapi guncangan-guncangan seperti penurunan tak terduga harga minyak dan perkembangan geopolitik yang mungkin memiliki implikasi anggaran, dan ledakan pertumbuhan produktivitas yang lebih besar seperti The Fed tangani pada pertengahan 1990," ujar Fischer, saat acara Economic Club of New York, seperti dikutip dari laman Bloomberg, Selasa (24/3/2015).
Advertisement
Komentar Fishcer itu pertama dari jajaran atas pejabat The Fed sejak konfrenesi pers pimpinan The Fed Janet Yellen setelah pertemuan The Federal Open Market Committee.
The Fed ingin menjadi cukup yakin inflasi menuju 2 persen. Meski demikian, dolar yang lebih kuat dapat menganggu harga impor. Namun, Fischer mengatakan, pihaknya tidak terpengaruh dengan kekuatan dolar.
Ia berpendapat, kenaikan dolar hampir 5 persen mencerminkan kinerja ekonomi AS. Bank sentral membeli obligasi di Eropa dan Jepang juga akan mengguntungkan pertumbuhan AS.
"Apa yang tidak dapat diterima memanipulasi nilai tukar, dan mencoba untuk menggunakan sebagai satu-satunya menghasilkan pertumbuhan," kata Fishcer.
Ia menambahkan, kenaikan suku bunga dapat dilakukan Juni, dan September namun tergantung data. Rilis data tenaga kerja akan menjadi pandangan penting untuk menentukan suku bunga. Laporan payrolls Maret baru keluar pada 3 April.
"Apakah itu akan menjadi Juni atau September, dan kemudian hari ini akan tergantung data," kata Fishcer.
Komentar Fischer pun membuat dolar AS cenderung tertekan terhadap 16 mata uang lainnya kecuali poundsterling. "Ini sangat jelas pandangan kalau mereka tidak tahu pasti kapan akan menaikkan suku bunga," ujar Diane Swonk, Chief Economist Mesirow Financial Inc.
Sebelumnya The Fed menaikkan suku bunga acuan pada hampir setiap pertemuan pada periode 2004-2007. Menanggapi hal itu, Fischer menuturkan, pihaknya tidak berencana melakukan hal itu. "Saya tahu tidak ada rencana untuk komite kebijakan The Fed berperilaku seperti itu," ujar Fischer. (Ahm/)