Pedagang Tolak Dijadikan Kambing Hitam Kenaikan Harga Beras

Pedagang menilai, kenaikan harga beras terjadi lantaran pemerintah tak mau mengeluarkan stok beras milik Bulog.

oleh Septian Deny diperbarui 27 Mar 2015, 17:52 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2015, 17:52 WIB
Harga Beras
(Fotografer: M Taufan SP Bustan)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Pedagang Pasar Induk Cipinang, Zulkifli Rasyid menegaskan, kenaikan harga beras yang terjadi pada bulan lalu bukan disebabkan oleh permainan mafia.

Zulkifli mengatakan, perkataan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel yang menyatakan, kenaikan beras disebabkan oleh oknum mafia disebut hanya mencari kambing hitam semata.

"Kami sebagai pedagang yang bisa turunkan harga sampai saat ini. Saya tidak terima kata-kata Rachmat (Mendag) bahwa pedagang dikatakan mafia. Dia jangan mencari kambing hitam," ujar Zulkifli dalam Seminar Publik Politik Beras Era Pemerintahan Jokowi, di Kantor Kahmi, Jakarta, Jumat (27/3/2015).

Zulkifli menuturkan, kenaikan harga beras terjadi lantaran pemerintah tidak mau mengeluarkan stok beras milik pemerintah yang dikelola oleh Perum Bulog. Padahal saat itu produksi beras petani tengah mengalami penurunan akibat belum memasuki masa panen.

"Pemerintah bilang ada stok 1,8 juta ton, terakhir 1,4 juta ton, tapi pasar meminta tidak ditanggapi. Pemerintah tidak mau keluarkan, tetapi malah bilang ada mafia. Kami tolak kata-kata mafia itu," lanjutnya.

Dia mengungkapkan, jika pemerintah memberikan respon cepat terhadap kekurangan produksi dalam negeri dengan menyalurkan stok di Bulog, kenaikan harga beras tersebut tidak akan terjadi.

"Kalau pemerintah tanggap itu tidak akan terjadi. Katanya 75 ribu ton digelontorkan tapi tidak turun. Tapi Mendag masuk ke pasar dan bilang ada mafia," tandasnya. (Dny/Ahm)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya