Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menjamin stok komoditas pangan salah satunya beras di Ramadan 2025 ini dalam kondisi aman. Jika ada pedagang yang menjual beras di atas ketentuan harga eceran tertinggi (HET), Mentan mengancam bakal melakukan penyegelan.
"Sanksi administrasi (bagi pedagang yang jual harga beras di atas HET). Bila masih tidak mematuhi aturan, disegel," tegas Mentan di Istana Kepresidenan, Jakarta, dikutip Selasa (4/3/2025).
Advertisement
Baca Juga
Ancaman itu tidak sembarang dilayangkan. Lantaran Mentan mendapati hasil produksi beras di awal tahun naik, sementara harga beras terpantau turun.
Advertisement
"Alhamdulillah pangan di bulan suci Ramadan cukup stabil, tapi kita akan tetap kawal sampai Lebaran," ucapnya.
"Kami meminta kepada seluruh pengusaha jangan menaikkan harga pangan di atas HET, karena tidak ada alasan. Dimana produksi khususnya yang strategis seperti beras, minyak goreng, itu lebih dari cukup stoknya. Jadi tidak ada alasan pengusaha menaikkan harga," seru dia.
Gandeng TNI dan Polri
Untuk itu, Mentan bersama TNI/Polri telah merapatkan barisan, guna menindak pengusaha nakal yang bikin harga beras mahal. Menurut dia, Kementerian Pertanian (Kementan) terus menjalin komunikasi intens dengan TNI/Polri dari berbagai tingkat.
"Kami sudah komunikasi sampai tingkat bawah, sampai tingkat polsek Bhabinkamtibnas (bhayangkara pembina keamanan dan ketertiban masyarakat), sampai tingkat babinsa (bintara pembina desa) dari TNI," tuturnya.
Sebelumnya, Perum Bulog juga telah menjamin stok beras aman di sepanjang Ramadan 2025 ini.
Stok beras Bulog
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto menyatakan, pihak ya telah menyiapkan berbagai langkah untuk memastikan pasokan beras tetap stabil selama bulan puasa, dengan stok yang mencukupi, baik dari cadangan beras pemerintah (CBP) maupun hasil pembelian gabah dari petani domestik.
"Untuk saat ini total stok beras yang dikuasai Perum Bulog kurang lebih sebanyak 1,9 juta ton," ungkap dia beberapa waktu lalu.
Tak Bakal Langka di Ramadan
Ia menyebut, Bulog telah menetapkan target penyediaan stok, mencakup periode hingga akhir Ramadhan dan dengan perencanaan yang matang. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir tentang kelangkaan pasokan beras.
Suyamto menambahkan, Bulog telah menetapkan target penyediaan stok hingga akhir ramadan, dengan perencanaan yang matang sehingga masyarakat tidak perlu khawatir tentang kelangkaan pasokan beras.
Untuk menjaga kestabilan harga bahan pangan, Perum Bulog juga akan melaksanakan operasi pasar pangan murah di beberapa daerah. Kegiatan ini bertujuan untuk mengendalikan harga beras, gula, dan bahan pokok lainnya yang rentan mengalami lonjakan harga menjelang ramadan dan hari raya.
Suyamto juga menyebutkan bahwa untuk menjaga harga beras tetap stabil selama ramadan, Bulog akan melakukan stabilisasi harga di tingkat produsen maupun konsumen.
"Untuk beras kita melaksanakan stabilisasi di tingkat produsen, petani kita cek harganya. Di konsumen juga kita jaga harganya," jelas dia.
Advertisement
Operasi Pasar
Suyamto menegaskan, operasi pasar pangan murah akan dilakukan di berbagai lokasi strategis, dengan berkoordinasi bersama pemerintah daerah, Pos Indonesia, ID Food, dan BUMN terkait lainnya untuk memperluas jangkauan penyaluran bahan pangan ke masyarakat.
"Hal ini diharapkan dapat membantu masyarakat memperoleh bahan pokok dengan harga yang lebih stabil," kata dia.
Selain mengelola ketersediaan stok dan menjaga kestabilan harga, Suyamto menjelaskan, Perum Bulog juga mendapat penugasan dari pemerintah untuk menyerap gabah hasil panen petani guna menjaga ketahanan pangan nasional. Program penyerapan gabah ini bertujuan untuk memastikan pasokan beras tetap tercukupi serta memberikan harga yang adil bagi petani.
Di tingkat petani, Bulog melakukan pengadaan dalam negeri dengan dua tujuan utama. Pertama, Bulog membeli gabah kering panen (GKP) sesuai dengan harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram.
Tujuan kedua, lanjut Suyamto, untuk memastikan Bulog memiliki Cadangan Beras Pemerintah (CBP), yang menjadi indikator utama untuk menilai apakah Indonesia sudah mencapai swasembada beras atau belum. Pengadaan ini sangat penting karena berkaitan langsung dengan jumlah cadangan beras yang ada di gudang Bulog.
"CBP sangat penting karena salah satu indikator utama apakah kita swasembada atau tidak, bagaimana atau berapa jumlah cadangan yang ada di gudang Bulog terkait dengan pengadaan," pungkas dia.
